HOME  ⁄  Nasional

Prabowo-Sandi Jadi Bahan Sindiran Hasto saat Acara Workshop Kader PDIP

Oleh Sigit Rilo Pambudi
SHARE   :

Prabowo-Sandi Jadi Bahan Sindiran Hasto saat Acara Workshop Kader PDIP

Pantau.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyinggung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga dalam acara workshop Fraksi PDIP DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.

Awalnya Hasto menjelaskan di depan para kader yang hadir bahwa Joko Widodo (Jokowi) merupakan pemimpin yang menurutnya selalu berbicara positif dengan menggunakan data dan perasaan. Ia menilai hal itu berbeda dengan pasangan Prabowo-Sandiaga.

Baca juga: PDIP Tak akan Lantik Caleg yang Suaranya Lebihi Jokowi-Ma'ruf, Kenapa?

Kemudian yang pertama Hasto menyindir Calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno, dirinya menilai bahwa mantan Wagub DKI itu dianggap tak paham nilai kebudayaan Indonesia dengan melangkahi makam salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

"Bukannya datang ke makam itu untuk menghormati dan mendoakan tokoh-tokoh bangsa, tetapi justru melangkahi makam tersebut. Ini cermin pemimpin yang tidak memahami kebudayaan kita. Pemimpin yang terlalu lama dibesarkan di barat, sehingga tidak tahu unggah ungguh," kata Hasto dalam acara workshop di Hotel Grand Paragon, Jakarta Barat, Jumat, 23 November 2018.

Lebih lanjut, Hasto menyebut Prabowo Subianto sebagai pemimpin ahistoris atau melupakan sejarah. Menurutnya, hal itu ditunjukan ketika tak peduli dengan rencana pemindahan kedubes Australia ke Yerusalem.

"Kita harus ingat bahwa konstitusi mengamanatkan kepada kita yang namanya kemerdekaan ialah hak segala bangsa. Bung Karno secara konsisten menyatakan bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa dengan menyatakan sikapnya untuk membela kemerdekaan palestina seluas-luasnya," tuturnya.

Baca juga: Siapa di Balik Poster 'Raja Jokowi' yang Bikin Geram PDIP? 

Dirinya menegaskan kepada kader yang hadir untuk tidak menjadi pemimpin yang lupa kepada sejarahnya terlebih seperti apa yang sudah diperintahkan Bung Karno.

"Karena itu lah saudara sekalian, menjadi pemimpin tidak boleh ahistoris seperti pak Prabowo. Menjadi pemimpin seharusnya berdiri kepada sikap konstitusional kita, bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. ini sikap yang harus ditunjukkan oleh kader-kader PDIP," pungkasnya.

Penulis :
Sigit Rilo Pambudi