Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Ratusan Napi di Aceh Kabur, Fahri: Harus Ada Terobosan Cara Menangani Lapas

Oleh Sigit Rilo Pambudi
SHARE   :

Ratusan Napi di Aceh Kabur, Fahri: Harus Ada Terobosan Cara Menangani Lapas

Pantau.com - Sebanyak 113 narapidana dari Rutan Kelas II Lambaro, Aceh Besar, Aceh melarikan diri pada Kamis sore 30 November 2018. Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai harus ada keberanian pemerintah serta instansi terkait untuk membuat terobosan dalam menangani Lapas dan Narapidana.

"Kita ini harus ada keberanian melakukan terobosan dengan cara kita menangani lapas dan menangani narapidana. Harus ada terobosan ya menurut saya," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (30/11/2018).

Baca juga: Ratusan Napi di Aceh Melarikan Diri, Baru Empat yang Tertangkap

Ia mengatakan, Indonesia harus belajar dari cara negeri lain menangani permasalahan lapas dan narapidana yakni dengan mengurangi tren menahan orang. Menurutnya, mengapa DPR RI beberapa waktu yang lalu membuat Undang-Undang mengenai grasi menurutnya untuk sebagian orang yang ditangkap tak perlu ditahan.

"Sekarang itu trennya penjara kosong gak ada isinya mgapain lagi orang disuruh penjara. Suruh aja kerja jadi petani, berkebun menghasilkan uang sebagian dari orang itu memang orang yang sibuk dan bekerja dan yang kita tahan itu orang gila dan sekarang ini malah mau dikasih hak pilih. Psyicopat pembunuh, kriminal-kriminal yang jahat kepda orang itu yang ditahan," ungkapnya.

"Tapi kalo orang gak bernhaya dan gapernah melakukan perbuatan jahat secara mental sehat ngapain ditahan. Semakin ditahan demakin gila orang," lanjutnya.

Untuk itu, Politisi asal Sumbawa itu menilai hal itu lah yang bisa menjadi reformasi dari sektor pemasyarakatan untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada.

Baca juga: Berawal dari Kerusuhan, Ini Kronologi Kaburnya Ratusan Napi di Lapas Lambaro Aceh

"Mudah-mudahan UU pemasyarakatan yang baru nanti dibahas lebih dalam harus lebih reform. Era nahan orang kurangilah apalagi menikmati nahan orang itu," pungkasnya.

Penulis :
Sigit Rilo Pambudi