Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

PLTS Terapung Danau Singkarak: Energi Hijau, Tantangan Sosial, dan Harapan Masa Depan

Oleh Muhammad Rodhi
SHARE   :

PLTS Terapung Danau Singkarak: Energi Hijau, Tantangan Sosial, dan Harapan Masa Depan
Foto: Danau Singkarak di Sumatra Barat yang akan dimanfaatkan permukaannya untuk PLTS terapung. (ANTARA/HO-PT PLN IP)

Pantau - Pemerintah kembali mengembangkan energi terbarukan dengan rencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Danau Singkarak, Sumatera Barat. Setelah sukses dengan PLTS Terapung Cirata di Jawa Barat, proyek ini diharapkan menjadi penyedia energi bersih terbesar di Pulau Sumatera.

Namun, rencana tersebut tidak berjalan tanpa hambatan. Sejumlah tantangan sosial muncul, termasuk penolakan dari masyarakat setempat. Berikut lima poin penting yang perlu diketahui tentang proyek PLTS Terapung Danau Singkarak.

1. Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan dengan Kapasitas Besar

Pemerintah melalui PT PLN Persero telah merancang PLTS Terapung Danau Singkarak dengan kapasitas 50 Megawatt Alternating Current (MWAc) atau setara dengan 76 Megawatt Peak (MWp).

PLTS ini akan memasang panel surya terapung di atas air, menjadikannya sumber listrik ramah lingkungan yang mendukung target nol emisi karbon pada 2060. Menurut Direktur Utama PT Indo Acwa Tenaga Singkarak, Helmi Kautsar, proyek ini dirancang untuk tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

"Proyek PLTS Terapung Danau Singkarak ini dirancang agar sejalan dengan pelestarian lingkungan," ujar Helmi.

Baca juga: Presiden Prabowo Resmikan 6 PLTS di Wilayah 3T, Dorong Pengurangan Penggunaan BBM

2. Kolaborasi dengan Investor Arab Saudi

Pembangunan PLTS ini melibatkan investor asal Arab Saudi yang memenangkan tender pada 2020. Perjanjian awal sudah ditandatangani dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP-28) di Dubai sebagai bentuk keseriusan proyek ini.

Dengan investasi besar dan dukungan internasional, proyek ini diharapkan dapat menjadi contoh sukses transisi energi hijau di Indonesia.

3. Manfaat bagi Masyarakat: Konservasi Ikan Bilih dan Beasiswa Pendidikan

Pembangunan PLTS ini tidak hanya untuk menghasilkan energi bersih, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Beberapa program yang akan dilakukan PLN meliputi:

Konservasi ikan bilih, spesies endemik Danau Singkarak, dengan menggandeng BRIN dan lembaga riset lainnya.

Pelatihan dan bantuan alat tangkap bagi nelayan untuk mendukung keberlanjutan ekonomi lokal.

Beasiswa pendidikan bagi anak-anak di Kabupaten Tanah Datar untuk melanjutkan kuliah, termasuk ke Arab Saudi.

"Kami memastikan keberadaan PLTS Terapung Danau Singkarak tidak akan mengganggu habitat alami ikan bilih," kata Helmi.

4. Penolakan dari Masyarakat Setempat

Rencana pembangunan ini mendapat penolakan dari masyarakat sekitar. Puluhan spanduk penolakan telah dipasang di berbagai titik di sepanjang jalan sekitar Danau Singkarak.

Alasan utama penolakan meliputi:

  • Kekhawatiran terhadap ekosistem danau, terutama dampaknya terhadap ikan bilih yang menjadi mata pencaharian utama warga.
  • Kekecewaan terhadap janji lama PLTA Singkarak, yang sebelumnya menjanjikan penerangan jalan gratis dan beasiswa tetapi belum terealisasi.
  • Ketidakjelasan manfaat langsung bagi masyarakat lokal, sehingga warga merasa perlu ada transparansi lebih lanjut.
  • Warga yang dipimpin oleh wali nagari menegaskan bahwa mereka tidak menolak pembangunan, tetapi ingin kepastian dan realisasi janji yang telah dibuat pemerintah.

 

5. Upaya Mencari Solusi dan Jalan Tengah

Menanggapi penolakan warga, sejumlah tokoh publik menyampaikan pandangannya. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, menegaskan bahwa proyek ini harus menguntungkan masyarakat tanpa merusak lingkungan.

"Pembangunan PLTS ini harus menguntungkan masyarakat, tidak boleh merusak lingkungan dan ekosistem Danau Singkarak serta membuka lapangan pekerjaan," kata Andre.

Sementara itu, anggota DPD RI Irman Gusman menyebut proyek ini sebagai langkah strategis untuk menjadikan Sumatera Barat sebagai provinsi hijau. Ia menekankan bahwa dialog dengan masyarakat harus terus dilakukan agar manfaat proyek ini dapat dipahami oleh semua pihak.

"Saya meyakini dengan segala potensi ini, ditambah pembangunan PLTS Terapung Singkarak, akan semakin menguatkan Sumatera Barat sebagai provinsi hijau," ujarnya.

Pembangunan PLTS Terapung Danau Singkarak membawa harapan besar bagi energi hijau di Indonesia. Namun, proyek ini juga menghadapi tantangan sosial yang harus diselesaikan dengan pendekatan dialog dan keterbukaan.

Pemerintah dan PLN perlu memastikan bahwa proyek ini benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat setempat, baik dari sisi ekonomi, lingkungan, maupun kesejahteraan sosial. Jika berhasil, PLTS Terapung Danau Singkarak bisa menjadi model energi terbarukan yang berkelanjutan dan berdampak luas bagi Indonesia.

Penulis :
Muhammad Rodhi