
Pantau - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menekankan bahwa peningkatan produktivitas nasional merupakan faktor kunci bagi Indonesia dalam memperkuat daya saing di tengah persaingan global yang semakin ketat.
"Produktivitas menjadi tantangan besar bagi kita saat ini. Dalam sepuluh tahun terakhir, laju pertumbuhan produktivitas kita hanya mencapai 25 persen, sementara Tiongkok sudah mencapai 220 persen," ungkap Menaker.
Menaker menjelaskan bahwa produktivitas Indonesia masih 10 persen di bawah rata-rata negara-negara Asia Tenggara. Bahkan, Total Factor Productivity Indonesia tercatat mengalami penurunan.
Baca juga: Menteri Investasi dan Menaker Perkuat Sinergi Demi Serap 2,9 Juta Naker
"Artinya, kemampuan kita dalam menghasilkan produk, jasa, dan layanan secara efisien dan efektif masih tertinggal dibandingkan negara lain. Kita harus segera mengejar ketertinggalan ini," kata Yassierli.
Ia menambahkan, Presiden Prabowo Subianto telah menekankan bahwa program-program prioritas pemerintah, termasuk penciptaan lapangan kerja dan peningkatan produktivitas nasional, harus difokuskan.
Kementerian Ketenagakerjaan pun mengambil peran untuk memastikan implementasi agenda tersebut berjalan dengan baik.
Baca juga: Menaker Pastikan Kemnaker Terus Bekerja Optimal Meski Terjadi Efisiensi Anggaran
"Kami ingin mengembalikan semangat produktivitas yang pernah menjadi gerakan nasional pada era 70-an. Saat itu, fokus utama adalah produktivitas melalui Badan Produktivitas Nasional. Namun, istilah ini lama-kelamaan mulai terkikis dan digantikan dengan istilah lain seperti inovasi, kinerja, dan tata kelola, meskipun esensinya tetap sama," jelas Yassierli.
Menaker juga mengingatkan bahwa sering kali produktivitas disalahartikan sebagai sekadar efisiensi yang mengarah pada pengurangan tenaga kerja.
"Padahal, esensi produktivitas adalah kemampuan kita untuk menghasilkan output yang lebih besar. Produktivitas yang tinggi akan langsung berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," tambahnya.
Baca juga: Menaker lantik 15 Pejabat Tinggi Pratama, Yakin Formasi Terbaik Kemnaker
Ia pun mengajak seluruh pelaku usaha, termasuk perusahaan menengah, untuk segera beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tantangan perdagangan bebas.
Menurutnya, produktivitas juga harus diterapkan di sektor publik, termasuk pemerintahan dan pendidikan. Oleh karena itu, perubahan pola pikir dan budaya kerja yang produktif menjadi dasar utama yang harus dibangun.
"Produktivitas bukan hanya soal penggunaan teknologi canggih, tetapi yang lebih penting adalah membangun pola pikir dan budaya kerja yang produktif. Kementerian Ketenagakerjaan siap menjadi penggerak dalam gerakan peningkatan produktivitas nasional," kata Yassierli.
Baca juga: Kemnaker dan IM Japan Terus Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Pemagangan ke Jepang
- Penulis :
- Wulandari Pramesti