
Pantau - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan pemerintah tak menerbitkan izin impor beras konsumsi pada 2025. Kebijakan ini bertujuan untuk memaksimalkan serapan beras dari petani lokal.
BACA JUGA: Impor Beras 2024 Tertinggi dalam Lima Tahun, Mayoritas dari Thailand
"Nggak ada, kan sudah ditetapkan dalam neraca komoditas, nggak ada impor beras," ujar Budi saat meninjau harga pangan di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (18/3/2025).
Pernyataan ini merespons data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat adanya impor beras pada Januari-Februari 2025.
BPS melaporkan, volume impor beras pada periode tersebut turun drastis hingga 89,11 persen dibanding tahun sebelumnya, yakni dari 880.810 ton menjadi 95.943 ton.
Mendag menegaskan beras impor yang masuk bukan untuk konsumsi, melainkan untuk keperluan industri.
"Mungkin beras industri, beras pecah, kalau konsumsi kan nggak ada," katanya.
Pemerintah tetap fokus menyerap beras dalam negeri guna menjaga keseimbangan pasokan dan harga.
BACA JUGA: Serap Produksi Dalam Negeri, Bulog Komit Tak Impor Beras di 2025
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menargetkan Perum Bulog mampu menyerap 2 juta ton beras lokal hingga April 2025.
"Puncak panen raya terjadi Maret-April, tapi penyerapan gabah sudah harus dimulai sejak Februari agar pasokan aman," ujar Zulhas.
Bulog telah menyerap 300.000 ton setara beras menjelang puncak panen raya. Sekretaris Perum Bulog, Arwakhudin Widiarso, menyebut angka ini sebagai capaian tertinggi dalam lima tahun terakhir.
"Dalam lima tahun terakhir, penyerapan 300.000 ton ini adalah yang tertinggi. Rata-rata penyerapan harian sudah belasan ribu ton," ungkap Arwakhudin.
Bulog optimistis dapat menjaga momentum ini hingga akhir panen raya, memastikan stok beras tetap stabil tanpa harus bergantung pada impor.
- Penulis :
- Khalied Malvino