
Pantau - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Surabaya sebagai daerah percontohan proyek Sustainable Energy Transition in Indonesia (SETI), hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jerman.
Penetapan ini diumumkan dalam acara Kick-Off Implementasi Proyek SETI yang digelar di Surabaya pada Rabu, 16 April 2025, oleh Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM, Andriah Feby Misbakhun.
Surabaya bersama Batam terpilih sebagai lokasi pilot project setelah melalui proses survei dan pemenuhan kriteria yang ditentukan oleh Kementerian ESDM.
Proyek SETI didanai oleh Kementerian Federal Jerman untuk Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim dan akan berlangsung selama lima tahun hingga 2028.
Andriah menyampaikan bahwa proyek ini bertujuan membentuk ekosistem kelembagaan, regulasi, dan keuangan yang mendukung transisi energi yang berkelanjutan.
Empat Fokus Utama dan Kontribusi terhadap Target Emisi Nasional
Proyek SETI memiliki empat output utama, yakni penguatan kebijakan transisi energi melalui kajian dan sosialisasi, pengembangan pendanaan dengan opsi insentif dan inovasi, penerapan transisi energi di sektor industri, serta pemanfaatan energi bersih di sektor bangunan perkotaan.
Industri yang menjadi fokus pelaksanaan termasuk besi dan baja, tekstil, pulp and paper, serta kawasan industri seperti Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER).
Andriah menegaskan bahwa proyek ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo yang menekankan pentingnya ketahanan energi dan pengelolaan sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat.
"Kemandirian dan swasembada energi sangat penting untuk mendukung pembangunan nasional berkelanjutan namun harus didukung sumber daya dan implementasi di daerah," ujarnya.
Implementasi proyek ini juga menjadi bagian dari upaya Indonesia dalam mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) 2021.
Indonesia menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 31,9 persen secara mandiri dan 43,2 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2030.
Sektor energi menjadi kontributor utama dengan target pengurangan emisi sebesar 358 juta ton CO2 secara mandiri dan 446 juta ton CO2 dengan dukungan internasional.
"Dan kita sudah menyiapkan ada beberapa strategi di mana dua strategi yang utama itu adalah implementasi energi terbarukan dan upaya efisiensi energi," jelas Andriah.
- Penulis :
- Pantau Community