Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Peringatan Jumat Agung Dianggap Sebagai Momen Edukasi Nilai Anti Korupsi

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Peringatan Jumat Agung Dianggap Sebagai Momen Edukasi Nilai Anti Korupsi
Foto: Direktur Pendidikan dan Pelatihan Anti Korupsi, Kedeputian Bidang Dikmas, Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) Yonathan Demme Tangdilintin (Dok. KPK RI)

Pantau - Peringatan Jumat Agung yang jatuh pada hari ini tidak hanya menjadi momentum religius bagi umat Kristiani, tetapi juga dianggap memiliki makna universal dalam menanamkan nilai-nilai anti korupsi.

Dalam pernyataan resmi yang disampaikan hari ini, Direktur Pendidikan dan Pelatihan Anti Korupsi, Kedeputian Bidang Dikmas, Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) Yonathan Demme Tangdilintin menyampaikan bahwa kisah pengorbanan Yesus Kristus—mulai dari penderitaan di Via Dolorosa, penyaliban, hingga kebangkitan dalam rangkaian Trihari Suci—merupakan simbol penting dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran, kesederhanaan, dan integritas.

Peringatan Pengorbanan Yesus Kristus sejatinya telah mengedukasi, melatih, sekaligus mengentalkan umat Kristiani dengan nilai-nilai dan budaya anti korupsi. Kejujuran, kesederhanaan, dan keteguhan menjaga integritas seyogianya menjadi keutamaan dalam diri setiap anak bangsa,

Peringatan Kematian Yesus Kristus, menurutnya, tidak seharusnya dipandang semata sebagai seremoni keagamaan tahunan, melainkan juga sebagai momen refleksi untuk seluruh umat manusia. Nilai-nilai luhur dalam ajaran Kristus dinilai bisa menjadi pedoman moral lintas iman.

Dalam ajaran-Nya, Yesus Kristus menekankan pentingnya keadilan sosial, kejujuran, serta keberpihakan kepada yang lemah dan tertindas. Nilai-nilai ini, menurut tokoh tersebut, sangat relevan dalam upaya membangun mindset dan culture set anti korupsi yang harus ditanamkan sejak dini dalam kehidupan berbangsa.

Ia juga menyinggung kisah ketika Yesus mengusir para pedagang dari Bait Allah, sebagaimana tercatat dalam Injil Matius 21:12-13, sebagai bentuk nyata penolakan terhadap tindakan tidak adil dan penyalahgunaan tempat suci.

Lebih lanjut, tokoh tersebut menyampaikan bahwa sikap melayani—sebagaimana tercermin dalam Markus 10:45—harus menjadi teladan, terutama dalam melawan perilaku koruptif yang kerap mengutamakan kepentingan pribadi dan golongan.

"Yesus Kristus adalah teladan integritas, kejujuran, dan kesederhanaan. Nilai-nilai inilah yang juga diajarkan oleh para tokoh spiritual lain seperti Nabi Muhammad SAW dan Buddha Gautama,” imbuhnya.

Menutup pernyataannya, ia mengapresiasi upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI dalam merumuskan sembilan nilai integritas—jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, adil, dan kerja keras—yang dinilai sejalan dengan nilai-nilai spiritual dalam ajaran Yesus Kristus.

“Perjalanan hidup hingga kebangkitan Yesus Kristus merupakan pendidikan moral yang kuat bagi umat manusia untuk menjadi pribadi anti korupsi. Semoga momentum Trihari Suci ini dapat memperkokoh tekad seluruh anak bangsa dalam membangun Indonesia yang maju dan bebas dari korupsi,” tutupnya.

Penulis :
Latisha Asharani