Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Perdagangan Karbon RI Sentuh Rp77,91 Miliar, IDXCarbon Ungguli Jepang dan Asia Tenggara

Oleh Gian Barani
SHARE   :

Perdagangan Karbon RI Sentuh Rp77,91 Miliar, IDXCarbon Ungguli Jepang dan Asia Tenggara
Foto: Nilai perdagangan karbon Indonesia capai Rp77,91 miliar, partisipasi meningkat tajam hingga 587%.

Pantau - Sejak peluncurannya pada September 2023, Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) mencatat nilai perdagangan mencapai Rp77,91 miliar hingga April 2025, dengan volume transaksi sebesar 1.598.703 ton ekuivalen karbon (tCO2e) dan volume retirement sebesar 979.834 tCO2e.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menyatakan bahwa partisipasi dalam perdagangan karbon meningkat signifikan sebesar 587% sejak pertama kali diluncurkan, menandakan prospek cerah dan antusiasme tinggi terhadap pasar karbon di Indonesia.

IDXCarbon Ungguli Jepang dan Negara Asia Tenggara

Iman mengungkapkan bahwa perdagangan karbon di IDXCarbon telah melampaui negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Laos.

Bahkan, volume perdagangan di Indonesia disebut dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan bursa karbon di Jepang, menegaskan posisi Indonesia sebagai pemain dominan di kawasan.

Hingga kuartal pertama 2025, jumlah pengguna jasa IDXCarbon telah mencapai 111 partisipan, dengan volume perdagangan kuartal tersebut mencapai 690.675 tCO2e.

Sebagai perbandingan, volume perdagangan karbon selama tahun 2024 hanya mencapai 413.764 tCO2e.

Fokus ke Pasar Internasional dan Ekosistem Nasional

Saat ini terdapat tujuh proyek karbon aktif dengan total volume siap diperdagangkan sebesar 3.178.756 tCO2e.

IDXCarbon juga berhasil menarik minat pemilik proyek dari luar negeri untuk memperdagangkan kredit karbon mereka di Indonesia.

Meski demikian, Iman menegaskan bahwa fokus utama tetap membuka perdagangan unit karbon Indonesia ke pasar internasional secara lebih luas.

Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmat, menambahkan bahwa sepanjang kuartal pertama 2025, terjadi peningkatan jumlah pengguna jasa sebesar 22%.

BEI terus berkolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kementerian, dan lembaga terkait untuk memperkuat ekosistem nasional dan menjadikan Indonesia sebagai pusat perdagangan karbon regional, bahkan global.

Penulis :
Gian Barani