
Pantau - Ratusan siswa tingkat SMP di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, dilaporkan tidak bisa membaca, dengan sebagian di antaranya diketahui mengalami disleksia dan memiliki motivasi belajar yang rendah.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyampaikan bahwa permasalahan ini bukan hanya disebabkan oleh faktor kemampuan, melainkan juga kondisi sosial dan psikologis siswa.
"Sebagian dari anak-anak memang mengalami disleksia, juga anak-anak berkebutuhan khusus, dan anak-anak dari keluarga yang kurang mendapatkan perhatian dengan baik. Sebagian juga karena motivasi belajar yang rendah" kata Abdul Mu'ti.
Pernyataan tersebut disampaikan Abdul Mu'ti usai rapat tertutup bersama Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada hari Selasa.
Pemerintah dan Daerah Ambil Tindakan
Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng untuk menangani permasalahan ini.
Menurutnya, dinas pendidikan setempat sudah melakukan berbagai upaya untuk membantu siswa yang memiliki keterbatasan kondisi dan kemampuan.
Mu'ti juga menyatakan harapan pemerintah agar kemampuan literasi dan numerasi siswa dapat meningkat ke depannya.
Sebelumnya, pada Kamis (3/4), Dewan Pendidikan Buleleng mengungkapkan bahwa ada ratusan siswa di jenjang SMP yang tidak bisa membaca, berdasarkan hasil evaluasi bersama Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora).
"Jumlahnya bervariasi di tiap sekolah mulai dari beberapa siswa saja hingga puluhan siswa. Sekolahnya tersebar hampir di seluruh SMP di sembilan kecamatan yang ada" ujar Ketua Dewan Pendidikan Buleleng I Made Sedana.
Angka Sebenarnya Bisa Lebih Besar
Data tersebut diperoleh dari laporan kepala sekolah di bawah naungan dinas, dan belum mencakup siswa dari madrasah.
Diperkirakan jumlah siswa yang bermasalah dalam membaca dan mengeja mencapai lebih dari 400 orang.
Bahkan, banyak di antara mereka yang tidak bisa membaca sama sekali.
Karena data masih terbatas pada sekolah di bawah dinas, kemungkinan jumlah sebenarnya lebih tinggi dari yang tercatat.
- Penulis :
- Arian Mesa