HOME  ⁄  Nasional

Perjuangan Tanpa Modal Eksternal, Mama Paskalina Bangun Usaha Mandiri dari Pasar Timika

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Perjuangan Tanpa Modal Eksternal, Mama Paskalina Bangun Usaha Mandiri dari Pasar Timika
Foto: Mama Paskalina Kudiai, wirausahawan tangguh dari Paniai, jadi inspirasi perempuan Papua bangun usaha dari nol hingga sekolahkan anak-anak ke perguruan tinggi(Sumber: ANTARA/Evarianus Supar).

Pantau - Mama Paskalina Kudiai (54), satu-satunya pedagang asli Papua yang masih bertahan berjualan di depan kompleks Pasar Sentral Timika sejak tahun 2008, menjadi contoh nyata wirausahawan tangguh yang mengandalkan kerja keras tanpa dukungan modal dari luar.

Mandiri Sejak Awal, Usaha Bertahan Lebih dari Satu Dekade

Sebelum berjualan di Pasar Sentral, Mama Paskalina lebih dulu berdagang di eks Pasar Swadaya Timika.

Untuk mendapatkan los dagang, ia mendaftar langsung ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mimika dan kini menempati dua los berukuran sekitar 4x3 meter.

Ia menjual aneka kebutuhan seperti sayuran, rempah-rempah, barang kios, hingga rambut palsu.

Rutinitas dimulai pukul 05.00 hingga 20.00 WIT setiap hari, tanpa bantuan karyawan.

Meski ada pasar khusus ‘Mama-Mama Papua’ yang dibangun pemerintah, ia memilih tetap di lokasi lama karena lebih strategis dan ramai pembeli.

Tanpa pernah menerima bantuan modal dari pihak mana pun, ia memulai usaha dari dana pribadi sebesar Rp3 juta, dan kini mampu meraih laba bersih hingga Rp500 ribu per hari.

Sayuran ia dapat dari petani langganan yang mengantar langsung, sementara rempah-rempah didatangkan dari distributor besar.

Penjualan meningkat tajam saat akhir pekan dan hari besar keagamaan.

Usaha Jadi Modal Pendidikan dan Masa Depan Anak-anaknya

Mama Paskalina dibantu oleh empat putrinya, terutama Ance Magai, anak sulungnya, dalam mengelola lapak.

Dari hasil usaha, ia berhasil menyekolahkan tiga anak hingga pendidikan tinggi:

  • Agustina Magai (anak kedua) lulusan D-III Keperawatan, kini PNS di Puskesmas Pasar Sentral Timika.
  • Yolanda Magai (anak ketiga) menjadi guru setelah lulus dari Kolose Pendidikan Guru Timika.
  • Yuli Magai (anak bungsu) sedang kuliah di STIE Jambatan Bulan Timika.

Mama Paskalina juga berhasil membangun rumah permanen dan membantu keluarganya di kampung halaman.

Meski tidak pernah mengenyam pendidikan, ia menekankan pentingnya sekolah untuk anak-anaknya dan terus berdagang selama kesehatannya memungkinkan.

Ia berharap mendapat bantuan permodalan dan memiliki ruko sendiri di masa depan.

Agustina, sang putri, mengatakan bahwa sang ibu tak bisa selamanya berdagang secara tradisional dan menyerahkan seluruh gajinya sebagai perawat untuk mendukung usaha ibunya.

Apresiasi dari YPMAK dan Harapan untuk Wirausaha Papua

Ketua Pengurus YPMAK, Leonardus Tumuka, mengapresiasi perjuangan Mama Paskalina dan menyebutnya sebagai contoh perempuan Papua yang tangguh dan mandiri dalam berwirausaha.

YPMAK berkomitmen mendukung wirausahawan lokal dengan pelatihan, bantuan modal, dan pendampingan UMKM melalui kerja sama dengan BTN.

Tahun ini, YPMAK menargetkan melatih 20 wirausahawan baru dari Suku Amungme dan Kamoro, dan dalam lima tahun mendatang ingin melahirkan 100 pelaku usaha baru.

Leonardus menegaskan bahwa orang Papua harus siap bersaing secara sehat agar dapat maju dan sukses di tengah tantangan pasar terbuka.

Penulis :
Balian Godfrey
Editor :
Ricky Setiawan