
Pantau - Pemerintah Indonesia mendapat dukungan dari sejumlah perusahaan besar asal Amerika Serikat dalam proses negosiasi tarif resiprokal, yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam kunjungan resmi ke Washington DC.
Dukungan Swasta dan Pertemuan Strategis
Dalam lawatan tersebut, delegasi Indonesia menjalin komunikasi intensif dengan berbagai perusahaan teknologi dan manufaktur raksasa seperti Google, Boeing, Microsoft, dan Amazon.
Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto menyatakan bahwa keterlibatan sektor swasta menjadi kunci dalam merumuskan solusi komprehensif untuk menciptakan perdagangan yang lebih seimbang.
Delegasi juga melakukan pertemuan dengan jajaran tinggi pemerintah AS, termasuk dari Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan, dan Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS.
Pertemuan strategis turut digelar bersama pelaku industri dari Semiconductor Industry Association (SIA), United States-ASEAN Business Council, USINDO, dan Asia Group.
Fokus Kerja Sama dan Langkah Lanjutan
Dalam diskusi tersebut, Indonesia menjajaki peluang kerja sama dalam bidang investasi, alih teknologi, serta penguatan ekonomi digital dan manufaktur berteknologi tinggi.
Posisi Indonesia yang strategis di kawasan Indo-Pasifik serta perannya aktif dalam forum internasional seperti ASEAN, G20, dan APEC menjadi modal penting dalam memperkuat posisi tawar dalam negosiasi.
Pemerintah AS merespons positif pendekatan Indonesia, termasuk melalui apresiasi dari Menteri Keuangan AS Scott Bessent.
USTR ditunjuk sebagai ketua tim negosiator dari pihak AS dan telah menandatangani Non-Disclosure Agreement (NDA) dengan Indonesia sebagai bagian dari proses penyusunan perjanjian bilateral yang adil.
Indonesia juga membentuk tiga satuan tugas untuk mendukung proses ini: Satgas Perundingan RI-AS, Satgas Percepatan Perizinan dan Iklim Investasi, serta Satgas Perluasan Kesempatan Kerja.
Negosiasi teknis akan difokuskan pada penyusunan format dan draf awal perjanjian dalam tenggat waktu 60 hari.
Pemerintah berharap kolaborasi erat dengan perusahaan-perusahaan besar Amerika akan memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis di Indo-Pasifik.
Menko Airlangga turut mengimbau pelaku ekonomi nasional untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing secara berkelanjutan.
- Penulis :
- Balian Godfrey










