
Pantau - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menegaskan perlunya penajaman pelaksanaan intervensi percepatan penurunan stunting, terutama pada aspek pencegahan yang berbasis pada data mutakhir dan sasaran prioritas.
“Perlu penajaman pelaksanaan intervensi percepatan penurunan stunting pada aspek pencegahan dan memperhatikan kelompok sasaran berdasarkan data yang ter-update,” ujarnya.
Program Genting dan Elsimil Jadi Instrumen Pencegahan
Wihaji menyampaikan bahwa Kemendukbangga telah menjalankan sejumlah program untuk memperkuat upaya pencegahan, di antaranya Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting) yang mencakup penyediaan asupan gizi, akses air bersih, dan pencegahan pernikahan dini.
Selain itu, Kemendukbangga juga menyediakan aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) sebagai sarana edukasi bagi calon pengantin dan pasangan usia subur.
Penguatan TPPS dan Komitmen Daerah Jadi Kunci Keberhasilan
Menurut Wihaji, upaya percepatan penurunan stunting tidak bisa dilakukan secara sektoral. Ia menekankan pentingnya penguatan kelembagaan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) baik di tingkat pusat maupun daerah.
“Ini tentu problem di lapangan, baik hubungannya dengan pemerintah daerah dan sebagainya, karena ini tidak bisa kita kerjakan sendiri,” kata Wihaji.
Ia menegaskan bahwa peningkatan kapasitas SDM, fungsi koordinasi, serta pembagian tanggung jawab antar instansi menjadi kunci sukses penanganan stunting.
Diperlukan Kerja Sama Solid Semua Pemangku Kepentingan
Percepatan penurunan stunting, kata Wihaji, memerlukan peningkatan komitmen dan pemahaman dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, daerah, hingga mitra masyarakat.
“Kerja sama yang solid dari seluruh pemangku kepentingan sangat dibutuhkan dalam penanganan stunting secara menyeluruh,” tutupnya.
- Penulis :
- Gian Barani