Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pendidikan sebagai Hak Asasi, Pemerintah Fokus Bangun SDM Unggul dan Inklusif

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Pendidikan sebagai Hak Asasi, Pemerintah Fokus Bangun SDM Unggul dan Inklusif
Foto: Pemerintah tegaskan komitmen wujudkan pendidikan bermutu tanpa diskriminasi di Hardiknas 2025(Sumber: ANTARA/HO-Puspen Kementerian Dalam Negeri)

Pantau - Pemerintah menegaskan komitmennya menghadirkan pendidikan yang bermutu dan bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk saat memimpin upacara peringatan di Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, dengan membacakan pidato Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti yang bertema "Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua".

Ribka menekankan bahwa peringatan Hardiknas bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momentum reflektif untuk memperkuat komitmen negara dalam menjamin hak pendidikan yang merata dan adil.

Konstitusi UUD 1945 dan UU Nomor 20 Tahun 2003 menjamin hak pendidikan bermutu bagi seluruh warga negara tanpa terkecuali.

Negara ditegaskan tidak boleh membiarkan diskriminasi dalam pendidikan, baik berdasarkan agama, fisik, suku, bahasa, status ekonomi, gender, maupun lokasi geografis.

Prioritas Nasional di Bidang Pendidikan: Dari Digitalisasi hingga Peran Guru sebagai Agen Peradaban

Pendidikan disebut sebagai hak asasi dan hak sipil setiap individu, serta fondasi pembentukan karakter, akhlak, dan kesejahteraan spiritual maupun material bangsa.

Presiden RI Prabowo Subianto telah menempatkan pendidikan sebagai salah satu prioritas nasional, sebagaimana tertuang dalam Asta Cita keempat.

Pendidikan dipandang sebagai kunci utama untuk memutus rantai kemiskinan dan membangun sumber daya manusia yang unggul.

Program prioritas yang dicanangkan pemerintah mencakup revitalisasi sarana dan prasarana pendidikan, penguatan pembelajaran digital, serta peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru.

Guru diharapkan berperan sebagai agen pembelajaran dan peradaban, sekaligus menjadi mentor, konselor, dan pendamping murid.

Ribka juga menggarisbawahi pentingnya gotong royong lintas sektor — dari pemerintah, orang tua, masyarakat, dunia usaha, hingga media massa — demi mewujudkan pendidikan yang inklusif dan berkualitas.

Ia menutup pidatonya dengan ajakan untuk terus bergotong royong membangun pendidikan bermutu bagi semua, sembari memohon dukungan Tuhan dalam ikhtiar tersebut.

Penulis :
Balian Godfrey