
Pantau - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) meluncurkan program penukaran sampah anorganik dengan sembako guna mengatasi persoalan sampah dan mendorong partisipasi masyarakat dalam pemilahan limbah.
Melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalsel, sampah anorganik yang telah dipilah dan ditimbang dapat ditukar dengan kupon sembako.
Program ini didukung dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Adaro dan Bank Kalsel.
Gubernur Kalsel Muhidin menilai program ini luar biasa dan berharap dukungan CSR dapat berkelanjutan.
Volume sampah di Banjarmasin yang sempat mencapai 600 ton per hari kini mulai menurun ke angka 400 hingga 300 ton, dengan target maksimal 200 ton per hari.
Edukasi Nilai Ekonomi Sampah, Program Akan Diperluas ke 12 Daerah
DLH Kalsel menetapkan minimal tiga kilogram sampah untuk ditukar dengan kupon sembako seperti minyak goreng, gula, dan mie instan.
Jika nilai tukar sampah melebihi Rp10.000, masyarakat bisa memperoleh minimal satu kilogram gula atau minyak, serta keuntungan dua kali lipat dari taksiran nilai.
Program ini juga menyediakan bonus pakaian bekas layak pakai selama persediaan masih tersedia.
Gubernur mengimbau masyarakat untuk memilah sampah sebelum dibuang dan menjualnya ke bank sampah.
Sadar masih minimnya informasi, Pemprov akan mengintensifkan sosialisasi dan memperluas program ini ke 12 kabupaten/kota lainnya.
Plt Kepala DLH Kalsel, Fathimatuzzahra, menjelaskan bahwa program ini juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang nilai ekonomi sampah yang dipilah dengan benar.
Warga didorong untuk memanfaatkan bank sampah sebagai sarana penukaran.
Wali Kota Banjarmasin Muhammad Yamin mengapresiasi program ini dan berkomitmen melanjutkan program serupa di tingkat kota, termasuk bekerja sama dengan perusahaan pendukung.
- Penulis :
- Gian Barani