Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

RUU Sisdiknas Atur PAUD Jadi Wajib Belajar Nasional

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

RUU Sisdiknas Atur PAUD Jadi Wajib Belajar Nasional
Foto: Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Panitia Kerja (Panja) RUU Sisdiknas bersama sejumlah pejabat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) serta pemangku kepentingan bidang pendidikan anak usia dini (PAUD), di Kompleks DPR RI, Selasa (6/6/2025). (Dok. DPR RI)

Pantau - Delapan tahun sembilan bulan—itulah rata-rata lama sekolah anak Indonesia hari ini. Artinya, sebagian besar dari mereka berhenti belajar bahkan sebelum menyelesaikan SMP. Ironisnya, di saat yang sama, harapan lama sekolah nasional telah mencapai 13,21 tahun.

Menyadari kesenjangan ini, Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menegaskan pentingnya program wajib belajar 13 tahun yang akan dimasukkan dalam Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas).

Hal itu disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum bersama Kementerian Pendidikan dan para pemangku kepentingan PAUD di Kompleks DPR RI, Selasa (6/6/2025).

“Saat ini rata-rata lama sekolah di Indonesia baru mencapai 8,9 tahun. Sementara itu, angka harapan lama sekolah sudah 13,21 tahun. Ada kesenjangan besar yang harus kita persempit,” ujar Hetifah.

Ia juga mengungkapkan bahwa Panja menerima berbagai masukan penting: perlunya sistem perizinan PAUD yang lebih sederhana, penguatan kualitas guru, serta komitmen pemerintah daerah dalam pendanaan dan tata kelola.

Hal ini menjadi penting mengingat 97% PAUD saat ini dikelola swasta dan banyak di antaranya belum memenuhi standar mutu yang merata.

Wilayah 3T, anak dari kelompok marginal, dan anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah kelompok yang paling terdampak oleh ketimpangan sistem PAUD saat ini.

Pemerintah melalui RUU ini ingin menghapus dikotomi antara PAUD formal dan nonformal, serta memastikan pendidikan usia dini menjadi bagian dari sistem pendidikan formal nasional yang inklusif dan strategis.

“Kami ingin memastikan bahwa PAUD menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional yang strategis dan inklusif,” tutup Hetifah dengan nada tegas dan penuh harap.

Penulis :
Khalied Malvino