
Pantau - Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro (Undip), Prof. Yanuar Luqman, menegaskan pentingnya strategi komunikasi yang proaktif untuk memperkuat citra Polri dalam diskusi panel Rakernis Divisi Humas Polri 2025 di Akpol, Semarang, Rabu (7/5/2025).
Prof. Yanuar menyatakan bahwa humas Polri tidak boleh hanya bersifat reaktif seperti pemadam kebakaran, melainkan harus mampu membangun narasi proaktif yang berbasis data.
"Jangan tunggu viral dahulu baru klarifikasi. Bangun narasi yang proaktif, dan itu harus berbasis data supaya tidak bisa dipatahkan".
Menurutnya, lambatnya klarifikasi dari institusi sering kali menyebabkan munculnya framing negatif di ruang publik.
Ia juga menjelaskan bahwa informasi negatif lebih cepat menyebar di media sosial dibandingkan klarifikasi dari lembaga resmi.
Kampanye Positif dan Teknologi AI untuk Perkuat Citra Institusi
Prof. Yanuar memaparkan bahwa dalam simulasi menggunakan teknologi AI seperti ChatGPT, masih terdapat ruang besar untuk membangun persepsi positif masyarakat terhadap Polri.
"Saya coba tanya ChatGPT tentang persepsi publik terhadap polisi. Dari 10 jawaban yang muncul, hanya tiga yang bernada negatif. Ini menunjukkan ruang untuk membangun narasi positif masih sangat besar".
Ia mencontohkan sosok Ipda Purnomo dari Polres Lamongan yang aktif dalam kegiatan sosial dan rutin membagikannya di media sosial sebagai bentuk kampanye positif yang berdampak besar.
"Kalau tokoh-tokoh seperti Pak Purnomo di Lamongan bisa mengayomi masyarakat, bahkan yang telantar sekalipun, kenapa tidak itu ditiru di polsek atau polres? Kampanye-kampanye positif seperti ini akan berdampak pada citra institusi secara keseluruhan".
Rakernis Divisi Humas Polri Tahun Anggaran 2025 sendiri mengusung tema "Melalui Optimalisasi Manajemen Media, Divhumas Polri Siap Mendukung Kebijakan Kapolri dalam Rangka Mewujudkan Program Astacita Presiden RI Menuju Indonesia Emas 2045".
- Penulis :
- Arian Mesa