
Pantau - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat menggelar kegiatan Satpol PP Goes to School di SMA/SMK Sumpah Pemuda, Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, sebagai bagian dari upaya edukasi ketertiban umum kepada generasi muda.
Kegiatan ini mengusung tema "Pelajar Tertib, Satpol PP Bermartabat, Indonesia Hebat", dan diikuti oleh sekitar 100 pelajar.
Kepala Satpol PP Jakarta Barat, Agus Irwanto, menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk menyamakan persepsi mengenai ketertiban umum serta menghapus stigma negatif terhadap Satpol PP.
"Intinya ingin memberikan pemahaman bahwa kami memiliki peran yang luas dalam menjaga ketertiban masyarakat", ujar Agus Irwanto.
Satpol PP Luruskan Stigma dan Perkuat Karakter Pelajar
Dalam kesempatan tersebut, Agus Irwanto juga meluruskan pandangan yang kerap keliru di masyarakat bahwa Satpol PP hanya dikenal sebagai tukang gusur.
"Seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah tadi, banyak dari adik-adik semua kalau melihat Satpol PP biasanya benci, sebel, karena tahunya kami ini cuma tukang gusur. Padahal sebenarnya tidak seperti itu", jelas Agus.
Ia juga menekankan pentingnya pendampingan terhadap generasi muda agar memiliki karakter kuat dan mental yang tangguh.
Menurutnya, program ini dinilai efektif dan mendapat dukungan berbagai pihak sehingga kembali diadakan tahun ini.
"Tahun ini kami hadir kembali karena program ini dianggap bagus, efektif, dan dibutuhkan. Bahkan DPRD DKI meminta agar jumlah kegiatannya ditambah menjadi sepuluh pada tahun 2026", imbuh Agus.
Dukungan Sekolah untuk Peran Aktif Satpol PP
Sekretaris Yayasan Al Mujahidin, Abdul Hasan, menyambut positif kehadiran Satpol PP di lingkungan sekolah sebagai upaya mengenalkan peran Satpol PP secara utuh kepada siswa.
"Jadi agar tidak lagi dipandang sebelah mata akibat ketidaktahuan yang sering membuat aturan yang baik justru disalahpahami", ujar Abdul.
Ia menekankan bahwa guru memiliki keterbatasan dalam melakukan pembinaan di luar sekolah, sehingga kehadiran Satpol PP diharapkan dapat mengisi celah tersebut.
"Harapan kami, jika ada siswa yang masih berkeliaran di jalan atau warung pada jam-jam yang seharusnya mereka sudah di rumah, mohon Satpol PP turut mengingatkan. Di sekitar sekolah juga ada beberapa titik yang sering dijadikan tempat berkumpul", jelas Abdul.
"Bukan kami tidak berani menegur, tapi sebagai pendidik, ruang gerak kami terbatas di luar sekolah. Kadang ketika kami menegur, justru timbul benturan dengan masyarakat. Karena itu, kami mohon dukungan khususnya dari Satpol PP", pungkasnya.
- Penulis :
- Arian Mesa