
Pantau - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada pangan tanpa harus mengandalkan pasokan dari daerah lain.
Hal ini disampaikannya saat kunjungan kerja ke Desa Gunung Mulia, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, dalam rangka percepatan program swasembada pangan nasional.
Kaltim saat ini memiliki 46 ribu hektare lahan baku sawah yang dinilai sangat potensial jika dimaksimalkan dengan sistem tanam tiga kali setahun.
Jika produksi mencapai 7 ton per hektare, maka dalam waktu 90 hari Kaltim sudah bisa memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
Dukung Intensifikasi dan Libatkan Generasi Muda
Mentan meminta dukungan dari TNI dan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan lahan pertanian, terutama yang dekat dengan sumber air.
Kementerian Pertanian juga siap mendistribusikan 500 unit pompa air serta bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) guna mendukung produktivitas petani.
Selain itu, Mentan mendorong keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian, dengan estimasi potensi pendapatan antara Rp10 juta hingga Rp20 juta per bulan dari aktivitas pertanian modern.
Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Masud, menyatakan bahwa sektor pertanian akan menjadi prioritas pembangunan provinsi, khususnya melalui intensifikasi lahan pertanian yang memungkinkan tanam tiga hingga empat kali dalam setahun.
Arah Swasembada Lewat Teknologi dan Dialog dengan Petani
Kunjungan kerja Mentan turut diisi dengan dialog bersama petani dan penyuluh, serta penyerahan bantuan pertanian secara simbolis.
Sebagai penutup, dilakukan demonstrasi pengolahan lahan menggunakan rotavator dan penanaman padi dengan drone tebar benih sebagai simbol modernisasi pertanian.
Saat ini, kebutuhan beras tahunan Kalimantan Timur mencapai sekitar 450 ribu ton, sementara produksi lokal baru mencapai 200 ribu ton.
Dengan intensifikasi lahan dan dukungan teknologi, Kaltim diyakini mampu menutup selisih tersebut dan menuju swasembada secara mandiri.
- Penulis :
- Gian Barani