
Pantau - China resmi meluncurkan model kecerdasan buatan (AI) besar pertama yang dirancang khusus untuk memantau dan melindungi lahan pertanian berstandar tinggi pada Jumat, 5 Desember 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Tanah Sedunia (World Soil Day).
Transformasi Digital dalam Manajemen Pertanian
Model AI ini dikembangkan oleh Institut Sumber Daya Pertanian dan Perencanaan Regional di bawah naungan Akademi Ilmu Pertanian China (CAAS).
Peluncuran ini merupakan bagian dari strategi nasional China dalam menyimpan biji-bijian "di lahan dan dalam teknologi".
Model tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan lahan pertanian dari fokus kuantitas menuju peningkatan kualitas.
Teknologi ini menggantikan metode pemantauan manual tradisional yang dianggap sudah tidak efisien untuk kebutuhan pertanian modern.
Pengembangan sistem ini dipimpin oleh akademisi dari Akademi Teknik China, Tang Huajun.
Diagnosis Tanah, Prediksi Tren, dan Manajemen Mandiri
Model AI ini dirancang untuk mengintegrasikan model dasar pusat dengan model vertikal yang ditujukan untuk berbagai tugas teknis di sektor pertanian.
Fungsi utama model mencakup segmentasi lahan, klasifikasi tanaman, hingga inspeksi kualitas teknik pertanian.
Direktur Jenderal Institut, Wu Wenbin, menjelaskan bahwa kemampuan model ini tidak bersifat pasif, melainkan aktif mendiagnosis kesehatan tanah, memprediksi tren, dan menyusun rencana manajemen pertanian secara mandiri.
Model AI ini memberikan pengelolaan menyeluruh sepanjang siklus hidup lahan pertanian berstandar tinggi.
Saat ini, China memiliki lebih dari 66,7 juta hektare lahan pertanian berstandar tinggi, yang kesuburannya dijaga melalui teknologi dan pendekatan ilmiah.
Dalam uji coba di wilayah Kunshan, Provinsi Jiangsu, model ini menciptakan sistem sirkulasi tertutup (closed-loop) yang memungkinkan penyesuaian pupuk secara dinamis berdasarkan kondisi cuaca dan siklus pertumbuhan tanaman.
Para pakar industri menilai peluncuran ini sebagai terobosan penting dalam pengelolaan sumber daya pertanian secara berkelanjutan.
Teknologi ini juga diyakini dapat meningkatkan kualitas tanah subur dan mempercepat pengembangan lahan pertanian berkualitas tinggi di seluruh wilayah China.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







