Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Penurunan Tarif Impor AS-China Awal yang Baik bagi UMKM, Tapi Jangan Terlena

Oleh Gian Barani
SHARE   :

Penurunan Tarif Impor AS-China Awal yang Baik bagi UMKM, Tapi Jangan Terlena
Foto: Penurunan tarif AS-China dinilai peluang awal bagi UMKM Indonesia, pelaku usaha diimbau tidak lengah dan terus beradaptasi.(Sumber: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/tom/aa.)

Pantau - Konsultan Bisnis Kerakyatan Wirson Selo menyatakan bahwa penurunan tarif impor antara Amerika Serikat dan China merupakan sinyal positif yang bisa menjadi awal yang baik bagi pelaku UMKM di Indonesia.

Ia mengingatkan bahwa meski peluang terbuka, pelaku usaha tidak boleh terlena karena dunia bisnis bersifat dinamis dan menuntut adaptasi terus-menerus.

Kesepakatan yang dicapai di Jenewa pada 10–11 Mei 2025 mencatat penurunan signifikan tarif: dari 145% menjadi 30% untuk barang China ke AS, dan dari 125% menjadi 10% untuk barang AS ke China.

Peluang dan Tantangan bagi UMKM, Perlu Respons Cepat dan Strategis

Wirson menekankan bahwa perang dagang, seperti yang terjadi antara AS dan China, merupakan bagian dari sejarah panjang perdagangan internasional yang kini dibarengi dengan regulasi ketat antarnegara.

Situasi ini membuat banyak negara berupaya mempertahankan surplus perdagangan dan memperkuat ekspor sambil mengurangi ketergantungan pada impor.

Bagi UMKM Indonesia, penurunan tarif ini adalah peluang untuk memperluas pasar dan menambah variasi produk ekspor, namun juga membawa tantangan.

Kontrak dagang yang sudah berjalan sebelum kebijakan ini berlaku mengalami ketidakpastian, terutama untuk pasar AS, sehingga pelaku usaha harus cepat menyesuaikan diri dan mencari pasar alternatif.

Wirson memuji langkah pemerintah Indonesia yang menjaga stabilitas ekspor melalui negosiasi dagang, namun menilai masih dibutuhkan peningkatan frekuensi dialog dagang dengan negara lain.

Ia menyarankan agar pelaku usaha mulai mendiversifikasi sumber bahan baku, meningkatkan riset dan pengembangan potensi lokal, serta memperkuat jejaring antarpelaku usaha.

Menurutnya, sinkronisasi antara kebijakan pemerintah dan realitas lapangan adalah kunci agar UMKM tetap tangguh di tengah gejolak global.

Penulis :
Gian Barani