
Pantau - Ketua Dewan Pers Komaruddin Hidayat mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama menghadapi meningkatnya volume sampah digital yang membanjiri ruang publik dan memengaruhi pola pikir serta perilaku masyarakat.
Komaruddin menyebut fenomena sampah digital sebagai ancaman nyata karena menyerang aspek fundamental dalam kehidupan masyarakat, yakni pemikiran dan perilaku.
"Karena yang diserang sekarang itu adalah pemikiran dan perilaku masyarakat, terutama oleh yang disebut digital colonialism (kolonialisme digital). Algoritma itu mengarahkan perilaku kita," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat saat ini cenderung melihat dunia melalui apa yang tersaji di layar gawai mereka, tanpa melakukan verifikasi terhadap informasi yang dikonsumsi.
"Handphone buka YouTube, buka apa, keluar semua. Padahal kita tidak tahu apakah itu benar atau tidak, autentik atau hoaks," tegas Komaruddin.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Tangani Sampah Digital
Menurut Komaruddin, tanggung jawab mengatasi persoalan ini tidak bisa dibebankan hanya kepada Dewan Pers.
Ia menekankan perlunya keterlibatan wartawan, guru, kementerian, dan platform media sosial untuk bersama-sama mengedukasi masyarakat dan menyaring konten publik.
"Perlu kerja sama untuk mendidik masyarakat, tapi juga membersihkan pikiran-pikiran dan sampah yang mengganggu komunikasi wacana kita. Banyak sekali sekarang," katanya.
Ia berharap kolaborasi lintas sektor ini dapat memperkuat ketahanan masyarakat terhadap arus informasi yang menyesatkan, sekaligus menjaga agar masyarakat tetap dekat dengan nilai-nilai edukatif dalam kehidupan digital mereka.
- Penulis :
- Arian Mesa