
Pantau - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menanggapi serius kasus tawuran pelajar Sekolah Dasar yang terjadi di Cilangkap, Depok, pada 10 Mei 2025, dengan menekankan pentingnya pendidikan karakter dan lingkungan sekolah yang aman bagi anak.
Arifah menyatakan bahwa setiap anak perlu dibekali keterampilan mengelola emosi, menyelesaikan konflik secara damai, serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan toleransi.
Ia menyoroti peran penting sekolah sebagai ruang yang mendukung tumbuh kembang anak secara sehat dan bermartabat.
Penguatan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di setiap satuan pendidikan juga disebut sebagai langkah kunci dalam mendeteksi dan menangani kekerasan sejak dini.
Pendampingan Psikososial dan Peran Kolaboratif Lintas Sektor
Menteri PPPA juga mendorong pengembangan Ruang Bersama Indonesia (RBI) berbasis perlindungan anak di tingkat desa dan kelurahan sebagai forum kolaboratif lintas sektor untuk mencegah kekerasan terhadap anak.
Ia menekankan pentingnya penguatan peran UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) untuk memberikan layanan rehabilitasi kepada anak-anak yang terlibat dalam kekerasan atau perilaku menyimpang.
Kementerian PPPA telah berkoordinasi dengan UPTD PPA Kota Depok untuk memastikan proses pendampingan dilakukan sesuai dengan Permendikbud Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
Langkah-langkah yang dilakukan mencakup penjangkauan, dukungan psikososial, dan skrining kondisi anak sebagai bagian dari strategi pencegahan sekunder.
Arifah mengajak seluruh pihak—orang tua, guru, tokoh masyarakat, dan pemerintah daerah—untuk memperkuat komitmen bersama menciptakan zona aman di lingkungan sekolah.
Ia menegaskan bahwa setiap anak berhak tumbuh dalam lingkungan yang aman, sehat, dan mendukung perkembangan mereka secara optimal.
- Penulis :
- Balian Godfrey