Pantau - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan bahwa pemerintah tidak berencana menghentikan ekspor kelapa bulat, meskipun harga komoditas tersebut tengah tinggi di pasar dalam negeri.
Zulkifli Hasan menyatakan bahwa kondisi ini justru menguntungkan petani karena harga jual di tingkat petani sedang naik signifikan.
"Petani lagi untung banyak sekarang. Baguslah untuk petani, ya".
Ia mendorong agar para petani menanam lebih banyak pohon kelapa demi menjaga kestabilan suplai dan memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
Zulkifli menjelaskan bahwa kelangkaan kelapa saat ini salah satunya disebabkan oleh permintaan tinggi dari pasar Tiongkok, di mana kelapa diolah menjadi alternatif susu dalam minuman kopi.
"Kelapa sekarang langka, karena kelapa sama teman-teman dari Tiongkok diolah jadi susu. Jadi di Tiongkok sekarang orang minum kopi bukan pakai susu, tapi pakai santan kelapa, jadi kelapa mahal sekarang".
Harga Ekspor Lebih Tinggi, Pengusaha Pilih Jual ke Luar Negeri
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan bahwa banyak pengusaha lebih memilih mengekspor kelapa karena harga jual di pasar internasional lebih tinggi dibandingkan dalam negeri.
Hal ini menyebabkan pasokan kelapa di pasar lokal menipis dan memicu kelangkaan.
"Kan ini mahal, karena di ekspor ya. Harga ekspor memang lebih tinggi daripada harga dalam negeri. Karena semua ekspor, akhirnya jadi langka dalam negeri".
Kementerian Perdagangan telah mengadakan pertemuan dengan para pelaku industri dan eksportir untuk membahas persoalan tersebut.
Dari hasil pertemuan itu diketahui bahwa disparitas harga antara pasar domestik dan internasional menjadi faktor utama banyaknya kelapa yang diekspor.
Pemerintah akan terus memantau situasi ini guna menjaga keseimbangan antara ekspor dan ketersediaan kelapa di dalam negeri.
- Penulis :
- Balian Godfrey
