
Pantau - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag meluncurkan buku berjudul Road to Rotterdam yang memetakan peluang ekspor produk Indonesia ke pasar Eropa, khususnya melalui Belanda.
Ketua Dewan Direktur sekaligus Plt Direktur Eksekutif LPEI, Sukatmo Padmosukarso, menyatakan bahwa buku ini disusun sebagai bagian dari strategi nasional untuk menyesuaikan arah ekspor Indonesia di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian.
Strategi tersebut bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasar Amerika Serikat dengan membuka akses ke negara-negara lain yang dinilai lebih stabil dan potensial.
Belanda dipilih sebagai pasar strategis karena peranannya yang besar dalam perdagangan global dan letaknya yang strategis di Eropa.
Rotterdam Jadi Gerbang Utama Produk Indonesia ke Eropa
Ekonom Senior LPEI, Donda Sarah Hutabarat, menjelaskan bahwa Belanda merupakan eksportir terbesar ke-4 dan importir terbesar ke-9 dunia, sehingga menawarkan peluang besar bagi produk Indonesia seperti pakaian jadi, alas kaki, ban pneumatik, dan produk kimia yang sebelumnya lebih dominan diekspor ke Amerika Serikat.
Belanda juga dinilai sebagai pasar dengan risiko rendah karena ditopang oleh permintaan domestik yang tinggi, inflasi yang melandai, mata uang Euro yang kuat, serta peringkat kredit negara pada level AAA.
Selain itu, risiko gagal bayar perusahaan di Belanda tergolong sangat rendah, menjadikannya mitra dagang yang menjanjikan.
Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas, mengungkapkan bahwa ekspor Indonesia ke Belanda mengalami peningkatan dobel digit pada tahun 2024.
Ia menyebut sekitar 80 persen ekspor Indonesia ke Eropa masuk melalui Pelabuhan Rotterdam, menjadikan pelabuhan tersebut pintu utama distribusi produk nasional di kawasan Eropa.
Kolaborasi antara LPEI dan KBRI Den Haag diharapkan dapat memberikan panduan praktis yang memperkuat kesiapan dan keberanian eksportir Indonesia untuk memasuki pasar global, khususnya Eropa.
- Penulis :
- Balian Godfrey