
Pantau - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, secara resmi meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membangun shelter tsunami di wilayah mereka guna melindungi warga dari potensi bencana alam.
Permintaan tersebut disampaikan oleh Wali Kota Pariaman, Yota Balad, dalam audiensi bersama Sekretaris Utama BNPB, Rustian, yang berlangsung di Jakarta pada Kamis, 15 Mei 2025.
Yota menjelaskan bahwa wilayah Kota Pariaman berada di pesisir barat Pulau Sumatera, yang rawan gempa bumi dan tsunami.
Menurutnya, kondisi geografis ini membahayakan keselamatan warga dan wisatawan, terutama karena banyak desa padat penduduk berada di sekitar pinggir pantai.
Ia menyebut bahwa shelter tsunami sangat dibutuhkan di sejumlah wilayah, khususnya Kecamatan Pariaman Selatan, Tengah, dan Utara.
Jumlah gedung bertingkat tahan gempa di wilayah tersebut masih sangat terbatas.
Gedung satu-satunya yang memenuhi kriteria dan berada dekat pantai adalah Pasar Rakyat Pariaman.
Namun, lokasi gedung ini terlalu jauh dari Kecamatan Pariaman Selatan dan Utara, sehingga tidak ideal untuk evakuasi cepat.
Yota menegaskan bahwa meskipun tidak mengharapkan terjadinya bencana, pihaknya tetap harus siap menghadapinya kapan saja.
BNPB Siap Dukung Pembangunan dan Rehabilitasi
Selain meminta pembangunan shelter, Pemkot Pariaman juga mengajukan permohonan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah yang terdampak bencana sebelumnya.
Mereka juga meminta bantuan peralatan penanggulangan bencana untuk memperkuat kesiapsiagaan daerah.
Permintaan tersebut mendapat sambutan positif dari Sekretaris Utama BNPB, Rustian.
Rustian meminta agar Pemkot Pariaman segera menyusun proposal pembangunan shelter dan mengirimkannya ke Kementerian Pekerjaan Umum dengan tembusan ke BNPB.
Ia menyatakan bahwa BNPB mendukung penuh rencana pembangunan shelter tsunami di Kota Pariaman dan siap memfasilitasi berbagai kebutuhan daerah tersebut.
- Penulis :
- Arian Mesa