Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Mendag Budi Santoso Bahas AI, Sistem Multilateral, dan Perdagangan Berkelanjutan di APEC MRT 2025

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Mendag Budi Santoso Bahas AI, Sistem Multilateral, dan Perdagangan Berkelanjutan di APEC MRT 2025
Foto: Mendag RI dorong ekosistem digital inklusif dan perdagangan berkelanjutan dalam forum APEC 2025 di Korea Selatan.(Sumber: ANTARA/HO-Kemendag)

Pantau - Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso, membahas tiga isu utama dalam pertemuan APEC Ministers Responsible for Trade (APEC MRT) 2025 yang berlangsung di Jeju, Korea Selatan, yaitu inovasi perdagangan berbasis kecerdasan buatan, sistem perdagangan multilateral, dan perdagangan berkelanjutan.

“Kami harap, APEC MRT 2025 akan berjalan konstruktif. Kami juga berharap, APEC MRT akan menghasilkan berbagai solusi dan gagasan dalam menghadapi tantangan perdagangan saat ini,” ujar Budi.

AI dan Ekosistem Digital Jadi Sorotan Utama

Budi menekankan bahwa perkembangan kecerdasan buatan dan teknologi digital harus dimanfaatkan untuk menjembatani kesenjangan pembangunan antar-Ekonomi APEC.

“Kita dapat memastikan manfaat perdagangan digital dapat diakses merata oleh seluruh lapisan masyarakat di kawasan. Upaya ini diwujudkan melalui inovasi, kolaborasi, dan kebijakan yang berprinsip,” tegasnya.

Langkah konkret yang disarankan antara lain investasi berkelanjutan dalam infrastruktur digital, pertukaran praktik terbaik, pelaksanaan program peningkatan kapasitas secara terarah, serta pengembangan keterampilan digital bagi tenaga kerja.

APEC juga didorong untuk terus memimpin dalam pembentukan kerangka regulasi yang adil, adaptif, dan berpandangan ke depan, menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat, serta menyederhanakan prosedur fasilitasi perdagangan.

Pemanfaatan AI dan digitalisasi diproyeksikan dapat menyederhanakan prosedur perdagangan, memperkuat ketahanan rantai pasok, memberdayakan UMKM melalui platform digital, dan merevolusi fasilitasi perdagangan lintas batas.

Namun, Budi juga mengingatkan adanya risiko seperti kesenjangan digital, ketimpangan akses teknologi, potensi gangguan terhadap pasar tenaga kerja, isu tata kelola data, serta risiko penyalahgunaan teknologi terhadap konsumen.

Untuk itu, Budi mendorong pembentukan ekosistem digital kawasan yang inklusif, terbuka, dan saling terhubung.

“Dalam menghadapi dinamika tersebut, APEC memiliki peran yang sangat strategis untuk membentuk ekosistem digital kawasan yang inklusif, terbuka, dan saling terhubung. Oleh karena itu, kerja sama regional yang diperkuat, peningkatan interoperabilitas, serta komitmen untuk tidak meninggalkan siapa pun menjadi hal yang esensial,” pungkasnya.

Penulis :
Balian Godfrey