Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wamendikdasmen: AI Bukan Lagi Pilihan, tapi Kewajiban di Masa Depan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Wamendikdasmen: AI Bukan Lagi Pilihan, tapi Kewajiban di Masa Depan
Foto: (Sumber: Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat menyapa peserta didik baru jenjang SD di Komplek Pesantren Persatuan Islam (Persis) 69 Matraman, Jakarta Timur pada Senin (14/7/2025). ANTARA/Hana Kinarina)

Pantau - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat menyatakan bahwa kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) bukan lagi sekadar kebutuhan, melainkan telah menjadi kewajiban di masa depan.

Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah acara akademik yang juga dihadiri oleh sivitas akademika dan mahasiswa.

Atip menekankan pentingnya para lulusan perguruan tinggi memiliki daya inovasi agar tidak mudah tergantikan oleh kemajuan teknologi.

"Sehebat-hebatnya AI, sebagaimana ditunjukkan oleh Prof Habibie, original intelligence itu adalah otak kita. Jadi, tidak mungkin manusia menciptakan suatu teknologi yang akan menghilangkan eksistensi diri kita sendiri, selama itu dibuat oleh manusia," ujarnya.

AI Akan Jadi Mata Pelajaran Pilihan

Atip menjelaskan bahwa pihaknya akan menerapkan kecerdasan buatan sebagai salah satu mata pelajaran pilihan di sekolah.

Langkah ini bertujuan agar para murid dapat menguasai kemajuan zaman dan tidak sekadar menjadi pengguna teknologi, melainkan juga pencipta inovasi.

Ia juga mendorong lulusan perguruan tinggi untuk terus menciptakan terobosan baru yang mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

Sebagai ilustrasi, Atip mengutip pemikiran mendiang Presiden BJ Habibie yang menyatakan bahwa logam seperti aluminium hanya memiliki nilai rendah jika tidak diolah menjadi produk berteknologi tinggi seperti pesawat terbang.

"Kalau dijual tanpa kreativitas pikir, harganya akan rendah. Jadi, yang menyebabkan naik ke nilai tambah itu adalah nalar, ada intervensi dari nalar kita. Inovasi juga menjadi syarat utama dalam pembangunan peradaban modern. Maka, lulusan inovatif mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kearifan lokal untuk menjawab persoalan," ungkapnya.

Lulusan Diminta Jadi Pembelajar Sejati

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Asep Saefuddin, berpesan kepada para lulusan untuk senantiasa menjadi pembelajar sejati sepanjang hayat.

"Maka, bawa nama baik ini dengan bangga dan penuh integritas, penuh kecerdasan sosial, dan penuh akhlak mulia. Anda insya Allah akan menjadi khairul ummah, generasi terbaik yang bukan hanya sebagai pencari kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan," kata Asep.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti