Komisi X DPR Desak Sinkronisasi Data Wilayah 3T

Pantau - Pemerintah mendorong pemerataan pendidikan di wilayah 3T—Tertinggal, Terdepan, dan Terluar. Namun, DPR menemukan persoalan krusial dalam akurasi data wilayah yang akan menjadi sasaran program.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menyampaikan langsung kekhawatiran itu dalam rapat Panja Pendidikan Daerah 3T di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (19/5/2025).

Lalu Hadrian mencermati perbedaan data antara Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2020 dan data terbaru dari Kementerian Pendidikan. Ia menilai perbedaan tersebut menghambat pemerintah dalam merancang program Sekolah Rakyat secara tepat sasaran.

“Data ini harus kita sinkronkan dulu agar kami tidak salah memetakan. Berdasarkan Perpres 63 Tahun 2020, ada 62 daerah yang termasuk dalam kategori 3T. Tapi tadi Pak Sekjen menyampaikan hanya sekitar 30-an. Nah, kita perlu kepastian, data mana yang akan digunakan?” ujarnya.

Lalu Hadrian menilai data yang tidak sinkron bisa membuat kebijakan pendidikan meleset dari target. Ia menyebut kemungkinan perubahan status beberapa wilayah sejak lima tahun terakhir sebagai alasan penting untuk memperbarui data.

“Tentu saja dari tahun 2020 sampai 2025 ini ada peningkatan di beberapa daerah. Mungkin ada yang sudah tidak lagi masuk kategori tertinggal. Ini penting untuk kami ketahui agar pemetaan kebijakan pendidikan tidak meleset,” tegasnya.

Ia menyoroti pentingnya pembaruan data tidak hanya pada tingkat kabupaten, tetapi juga pada tingkat desa dan provinsi. Ia meminta pemerintah memastikan data yang menjadi dasar kebijakan sudah benar.

“Kita tidak bisa bicara pendidikan di daerah 3T kalau peta dasarnya saja tidak valid. Ini menyangkut desa, kabupaten, bahkan hingga provinsi. Kalau peta salah, maka solusi yang diberikan juga tidak akan tepat,” tutupnya.

Lalu Hadrian mendorong pemerintah untuk segera menyesuaikan data wilayah 3T sebelum menetapkan kebijakan. Ia menegaskan pentingnya peta yang akurat agar program pendidikan menyentuh masyarakat paling membutuhkan.