
Pantau - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyatakan bahwa kinerja industri kopi nasional terus menunjukkan peningkatan signifikan, baik dari sisi produksi, ekspor, maupun kualitas produk.
Pada tahun 2024, realisasi produksi kopi olahan nasional mencapai 1,04 juta ton dengan tingkat utilisasi sebesar 77 persen.
Sementara itu, ekspor kopi olahan Indonesia tercatat sebanyak 196,8 ribu ton dengan nilai mencapai 661,9 juta dolar AS atau sekitar Rp10,87 triliun.
Namun, meski terus tumbuh, pangsa pasar kopi Indonesia di luar negeri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan negara produsen besar lainnya.
Inovasi dan Budaya Kopi Kekinian Dorong Peluang Investasi
Pertumbuhan kedai kopi di Indonesia meningkat hampir tiga kali lipat dalam tiga tahun terakhir, mencerminkan antusiasme tinggi masyarakat, terutama dari kalangan Gen-Z dan milenial.
Proyeksi pertumbuhan pasar kopi Indonesia pada periode 2024–2029 diperkirakan sebesar 3,61 persen.
Konsumsi kopi domestik juga tercatat tinggi, dengan total mencapai 288 ribu ton atau 1,03 kilogram per kapita.
Indonesia memiliki 54 jenis kopi yang telah bersertifikat Indikasi Geografis (IG), yang berperan penting dalam membangun brand kopi lokal yang premium dan berdaya saing global.
Wamenperin mendorong pelaku industri untuk terus berinovasi, menerima teknologi baru, serta memahami cita rasa pasar secara lebih mendalam.
Peluang investasi kini terbuka luas di berbagai segmen kopi kekinian seperti specialty coffee, kopi kapsul, kopi celup, ready-to-drink (RTD) coffee, sirup kopi, flavor kopi, hingga permen kopi.
Lebih dari 53 persen penduduk Indonesia sejak 2020 merupakan Gen-Z dan milenial, yang menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar kopi kekinian di dalam negeri.
Fenomena ini membuka jalan bagi pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) dan roastery lokal untuk naik kelas dan masuk dalam rantai pasok industri kopi nasional maupun global.
- Penulis :
- Balian Godfrey