
Pantau - Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) Kementerian Perindustrian resmi meraih akreditasi internasional sebagai produsen bahan acuan (PBA), memperkuat posisinya sebagai lembaga penjamin akurasi hasil uji laboratorium komoditas agro di Indonesia.
PBA merupakan lembaga berkompeten yang memproduksi bahan acuan bersertifikat sesuai standar internasional SNI ISO 17034:2016.
Bahan acuan ini digunakan oleh laboratorium sebagai standar pembanding guna menjamin hasil uji yang akurat, konsisten, dan dapat dipertanggungjawabkan.
"Bahan acuan ibarat patokan dalam pengujian laboratorium. Bila tidak ada standar yang pasti, hasil uji bisa berbeda-beda antar laboratorium. Di sinilah pentingnya keberadaan PBA," kata Andi Rizaldi, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin.
Efisiensi Industri dan Daya Saing Nasional
Keberadaan PBA tidak hanya penting secara teknis, tetapi juga strategis dalam mendukung efisiensi industri nasional.
“Dengan tersedianya bahan acuan dalam negeri, industri tidak perlu lagi mengimpor bahan acuan dari luar negeri yang harganya tinggi dan waktu pengirimannya lama. Hal ini dapat menekan biaya produksi, mempercepat proses uji laboratorium, serta meningkatkan efisiensi operasional pelaku usaha," ujar Andi Rizaldi.
Dampak ekonomi dari akreditasi ini dirasakan oleh berbagai sektor seperti industri besar, laboratorium pengujian, UMKM, hingga sektor ekspor-impor yang memerlukan hasil uji terverifikasi secara nasional dan internasional.
Kepala BBSPJIA Yuni Herlina Harahap menyatakan bahwa keberhasilan ini akan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
"Dengan meraih akreditasi internasional sebagai produsen bahan acuan, kami berkomitmen mendukung kebutuhan industri melalui penyediaan bahan acuan yang andal dan terjangkau, sehingga industri kita bisa lebih kompetitif, efisien, dan diakui di pasar internasional," kata Yuni.
BBSPJIA kini menjadi lembaga PBA pertama di Indonesia yang secara khusus memproduksi bahan acuan untuk komoditas agro.
Keberhasilan ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan sistem standardisasi nasional yang relevan dengan kebutuhan industri pangan, serta memastikan mutu dan keamanan produk agroindustri yang menjadi tulang punggung sektor manufaktur Indonesia.
- Penulis :
- Balian Godfrey