
Pantau - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah melakukan kajian menyeluruh terkait potensi Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari sektor usaha yang belum memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan.
Kolaborasi dan Evaluasi untuk Reformasi Pasar Modal
Kajian ini dipimpin oleh Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, yang menegaskan bahwa proses ini merupakan bagian dari perumusan kebijakan dan penyempurnaan regulasi pasar modal.
BEI menggandeng grup-grup usaha besar lintas sektor yang hingga kini belum melakukan IPO, guna mengevaluasi potensi dan tantangan dalam melantai di bursa.
Selain itu, perusahaan yang telah melangsungkan IPO juga turut dilibatkan untuk berbagi pengalaman dan memberikan masukan atas proses IPO yang mereka lalui.
Masukan tersebut mencakup aspek regulasi, tahapan IPO, serta keseluruhan ekosistem pasar modal di Indonesia.
Seluruh proses pengumpulan data dilakukan secara anonim agar menjaga objektivitas dan independensi hasil kajian.
BEI juga secara aktif menyerap aspirasi dari para pelaku industri sebagai bentuk komitmen terhadap perbaikan berkelanjutan.
Hasil Kajian Akan Diumumkan ke Publik
I Gede Nyoman menyampaikan bahwa saat ini kajian masih berlangsung sehingga belum ada informasi atau kesimpulan yang dapat dipublikasikan.
Namun, BEI menjamin bahwa hasil akhir dari kajian ini akan diumumkan secara terbuka kepada publik dan pemangku kepentingan lainnya.
Komitmen BEI adalah menyusun kebijakan berbasis data dan masukan faktual yang dapat menjawab tantangan pasar dan mendukung pertumbuhan pasar modal secara berkelanjutan.
Per 16 Mei 2025, tercatat ada 29 perusahaan yang sedang dalam antrean untuk melakukan IPO di BEI.
Dari jumlah tersebut, 3 perusahaan tergolong skala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar, 17 perusahaan skala menengah dengan aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, dan 9 perusahaan skala besar dengan aset di atas Rp250 miliar.
- Penulis :
- Balian Godfrey