HOME  ⁄  Nasional

Badriyah Fayumi: Fokuskan Ibadah dengan Niat Ikhlas, Jangan Ributkan Perbedaan Fikih

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Badriyah Fayumi: Fokuskan Ibadah dengan Niat Ikhlas, Jangan Ributkan Perbedaan Fikih
Foto: PPIH: Jamaah Perempuan Boleh Pakai Masker Saat Ihram Jika Demi Kesehatan(Sumber: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/tom/aa.)

Pantau - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Badriyah Fayumi, menyampaikan bahwa jamaah perempuan diperbolehkan mengenakan masker saat ihram dalam kondisi tertentu, seperti cuaca ekstrem dan risiko penularan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Ia menjelaskan bahwa penggunaan masker dalam konteks menjaga kesehatan tidak termasuk dalam larangan ihram.

Namun, bagi jamaah yang ingin lebih berhati-hati secara fikih, tetap dibolehkan membayar fidyah sebagai bentuk kehati-hatian, yaitu dengan berpuasa tiga hari atau bersedekah kepada enam orang fakir miskin.

Badriyah juga menyinggung soal etika berpakaian saat ihram, bahwa membuka jilbab di hadapan sesama perempuan tidak termasuk pelanggaran, namun tetap disarankan menjaga aurat secara umum.

Jelang Armuzna, Jamaah Diimbau Jaga Energi dan Niatkan Setiap Langkah karena Allah

Ia mengingatkan agar jamaah perempuan menyimpan tenaga menjelang fase puncak ibadah haji yang akan berlangsung di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Selama dua pekan menjelang Armuzna, Badriyah menyarankan agar jamaah fokus pada ibadah ringan namun berpahala besar, seperti zikir, tadarus, sedekah, doa, bersabar, dan pengendalian diri.

Dalam hal perbedaan pandangan fikih, ia mengajak para jamaah untuk tidak berdebat secara berlebihan dan memilih pendapat yang paling menenangkan hati.

Menurutnya, inti dari ibadah adalah niat dan keikhlasan, bukan perdebatan hukum yang dapat mengganggu kekhusyukan.

Di akhir pesannya, Badriyah mengajak jamaah perempuan menjadikan wukuf di Arafah sebagai titik balik spiritual dalam hidup.

Ia memberi contoh bahwa kelelahan berjalan menuju Jamarat bisa diniatkan sebagai langkah menuju Allah, sementara meninggalkan kenyamanan saat ihram bisa dimaknai sebagai tanda cinta kepada Allah.

Semua pengorbanan tersebut, menurutnya, diharapkan dapat mengantarkan jamaah menjadi haji yang mabrur.

Penulis :
Balian Godfrey