
Pantau - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi memberikan apresiasi atas kinerja Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam mendorong budaya antikekerasan di lingkungan kampus.
"Keberadaan dan kinerja Satgas PPKS Universitas Hasanuddin patut diapresiasi. Ini adalah bentuk nyata komitmen kampus dalam melindungi sivitas akademika dan mendorong budaya antikekerasan," ujar Arifah dalam kuliah umum bertajuk Pencegahan Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus di Universitas Hasanuddin, Makassar.
Mahasiswa Didorong Jadi Agen Pencegahan
Menteri PPPA mendorong seluruh sivitas akademika, khususnya di perguruan tinggi, untuk aktif membangun kesadaran kolektif dalam mencegah kekerasan seksual.
Ia menekankan pentingnya penguatan sistem pencegahan dan penanganan yang terstruktur dan berkelanjutan di lingkungan kampus.
Arifah menegaskan bahwa mahasiswa memiliki peran vital sebagai pelindung pertama dalam mencegah kekerasan seksual.
Mahasiswa diharapkan aktif melakukan tindakan pencegahan, mendampingi korban, serta berani bersuara sebagai bentuk penyelamatan nyata.
Kekerasan Seksual Masih Jadi Fenomena Gunung Es
Arifah menyoroti bahwa perempuan dan anak masih merupakan kelompok paling rentan terhadap kekerasan, termasuk di institusi pendidikan.
Berdasarkan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2024, satu dari empat perempuan usia 15–64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual.
Sementara itu, data dari SIMFONI PPA mencatat lebih dari 12.000 kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang tahun 2024.
"Fakta ini menunjukkan bahwa kita masih menghadapi fenomena gunung es dalam penanganan kekerasan seksual. Banyak korban masih enggan melapor karena stigma, tekanan sosial, dan minimnya akses terhadap layanan".
- Penulis :
- Balian Godfrey