
Pantau - PT PLN (Persero) membuka pintu kolaborasi dengan pihak swasta dalam pelaksanaan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang menjadi peta jalan pengembangan sistem kelistrikan nasional selama 10 tahun ke depan.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan sinergi dengan sektor swasta merupakan arahan dari Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk mewujudkan kedaulatan energi nasional berbasis keberlanjutan.
RUPTL yang diumumkan secara resmi oleh Kementerian ESDM pada 26 Mei 2025 ini menargetkan pembangunan pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW) hingga 2034.
Porsi Swasta Dominan, Tapi Kendali Tetap di Tangan PLN
Sebanyak 73 persen dari kapasitas pembangkit tersebut atau 50,7 GW akan dibangun oleh pihak swasta melalui skema Independent Power Producer (IPP).
Nilai investasi swasta dalam proyek ini diperkirakan mencapai Rp1.566,1 triliun dari total investasi pembangkit sebesar Rp2.133,7 triliun.
Meskipun melibatkan pihak swasta, Menteri ESDM Bahlil menegaskan bahwa seluruh proyek tetap dalam kendali PLN melalui skema Engineering, Procurement, and Construction (EPC), di mana PLN memegang penuh perencanaan dan pengelolaan proyek.
Pelaksanaan EPC akan dilakukan melalui tender terbuka guna menjamin akuntabilitas dan efisiensi proyek.
RUPTL ini dipandang sebagai langkah strategis untuk mempercepat transisi energi, membuka lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
- Penulis :
- Balian Godfrey