Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Gus Ipul: Pendidikan Adalah Lentera untuk Memutus Rantai Kemiskinan

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Gus Ipul: Pendidikan Adalah Lentera untuk Memutus Rantai Kemiskinan
Foto: Menteri Sosial Saifullah Yusuf (kiri) dalam rapat terbuka senat Universitas Islam Jember (UIJ) sebagai rangkaian wisuda 2025 Sarjana (S1) dan Diploma, di Jember, Jawa Timur (sumber: Kemensos)

Pantau - Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul menegaskan bahwa pendidikan adalah bekal utama untuk memutus rantai kemiskinan dalam pidatonya di hadapan wisudawan Universitas Islam Jember (UIJ), Minggu (9/3/2025).

Dalam rapat terbuka senat UIJ yang menjadi bagian dari prosesi wisuda 2025 program Sarjana (S1) dan Diploma, Gus Ipul menyampaikan pesan moral dan sosial kepada para lulusan.

"Pendidikan adalah jalan terpuji dan teruji untuk memutus kemiskinan. Mari kita gunakan ilmu untuk hadir di tengah masyarakat. Semoga ilmu yang diterima nanti akan jadi lentera bagi banyak jiwa. Dari Jember, dari UIJ untuk Indonesia, dan dari kampus ini untuk kemanusiaan," ucapnya.

Ia menekankan bahwa kesempatan meraih gelar sarjana adalah pencapaian besar yang layak disyukuri di tengah realitas pendidikan nasional yang masih memprihatinkan.

Data statistik pendidikan menunjukkan bahwa lebih dari 700 ribu anak di Indonesia berhenti sekolah setelah lulus SD, sementara 33 persen lulusan SMP tidak melanjutkan ke jenjang SMA.

Kebijakan Berbasis Data dan Perjuangan Sosial

Dalam sambutannya, Gus Ipul menyatakan bahwa ia berbicara bukan hanya sebagai Menteri Sosial, tetapi juga sebagai bagian dari bangsa yang sedang berjuang melawan kemiskinan.

Menurutnya, kemiskinan tidak hanya berarti kekurangan materi, tetapi juga merupakan jerat yang melumpuhkan harapan, memutus rantai pendidikan, dan menutup pintu masa depan.

Ia menyampaikan bahwa penghapusan kemiskinan tidak cukup hanya mengandalkan belas kasihan, tetapi harus dengan keberpihakan nyata melalui kebijakan berbasis data dan semangat yang tak pernah padam.

"Bukan hanya dengan bantuan, tetapi dengan kebijakan yang berpihak, data yang akurat, dan semangat yang tak pernah padam," katanya.

Gus Ipul menjelaskan bahwa Kementerian Sosial kini menggunakan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai dasar utama seluruh program, sesuai dengan Instruksi Presiden No 4 Tahun 2025.

"Kebijakan tanpa data adalah buta, dan bantuan tanpa kejujuran berpotensi menjadi luka bagi masyarakat," ujarnya.

Ia juga menyoroti inisiatif pemerintah dalam mendirikan Sekolah Rakyat, yaitu institusi pendidikan berasrama tanpa biaya yang dikhususkan bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem.

Lebih jauh, Gus Ipul menugaskan para pendamping sosial untuk tidak hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga mengantarkan sepuluh keluarga per tahun keluar dari kemiskinan secara nyata.

"Bansos itu sementara, tapi berdaya itu selamanya. Bantuan hanyalah awal. Tujuan kita adalah kemandirian," tegasnya.

Di akhir sambutannya, Gus Ipul mendorong lulusan UIJ untuk terjun langsung ke masyarakat dan memberikan kontribusi nyata.

"Gunakan ilmu kalian untuk hadir di tengah masyarakat, bukan sekadar di atas panggung seminar. Bangun UMKM, ajari masyarakat digitalisasi, dampingi anak-anak desa belajar. Jangan hanya mengejar profesi, tapi kejarlah makna dan kontribusi. Yang tak hanya mencari pekerjaan, tapi menciptakan penghidupan bagi banyak orang," pungkasnya.

Penulis :
Arian Mesa