Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Catatan Usai Hajatan Pesta Demokrasi di Tanah Air

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Catatan Usai Hajatan Pesta Demokrasi di Tanah Air
Foto: Pemilu dan Pilkada serentak dinilai sukses tapi tinggalkan beban besar bagi penyelenggara (Sumber: Ilustrasi Gedung KPU.)

Pantau - Dua hajatan besar demokrasi Indonesia, Pemilu 2024 dan Pilkada Serentak 2025, telah sukses dilaksanakan di seluruh penjuru tanah air, namun meninggalkan sejumlah catatan penting mengenai efektivitas dan beban kerja penyelenggara.

Riuhnya bursa calon pemimpin pusat dan daerah masih membekas dalam ingatan masyarakat, mulai dari gambar-gambar calon yang sempat mendominasi media massa, media sosial, hingga sudut-sudut kota dan desa.

Kesuksesan pelaksanaan dua agenda besar tersebut menjadi sumber kebanggaan tersendiri bagi insan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Namun di balik keberhasilan itu, penyelenggara pemilihan dihadapkan pada beban berat akibat pelaksanaan Pemilu dan Pilkada yang digelar dalam waktu berdekatan.

Pengalaman pertama menggelar dua pemilihan besar dengan jeda kurang dari satu tahun menguras energi, konsentrasi, serta waktu para petugas pemilu.

Ketua KPU Afifuddin menyoroti padatnya jadwal Pemilu 2024 dan menyebutnya sebagai pemilu paling rumit dalam sejarah Indonesia, bahkan mungkin di dunia.

Ia menyatakan bahwa KPU menghadapi double burden karena tahapan pemilu legislatif dan presiden belum rampung, tetapi persiapan pilkada sudah harus dimulai.

Usulan Jeda Waktu Pemilu dan Pilkada Muncul dari Penyelenggara

Belajar dari pengalaman tersebut, muncul usulan dari KPU agar ke depan pelaksanaan Pemilu dan Pilkada tidak dilakukan secara berdekatan.

Usulan tersebut mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk Ketua Bawaslu Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Mohammad Najib.

Najib menilai bahwa jeda waktu antara dua agenda besar demokrasi sangat penting demi menjaga kualitas pemilihan dan menghindari tumpang tindih tugas di lapangan.

Ia menyebut bahwa pelaksanaan dua pemilihan nasional secara berdekatan menyulitkan para penyelenggara, khususnya di tingkat daerah yang harus menangani teknis operasional secara langsung.

Catatan penting dari pelaksanaan dua agenda demokrasi ini adalah perlunya evaluasi sistemik agar ke depan pelaksanaan pemilu dapat berjalan lebih efektif, efisien, serta tetap menjunjung tinggi prinsip demokratis, aman, jujur, dan adil.

Penulis :
Balian Godfrey