
Pantau - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pasar saham domestik yang tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan baik secara month-to-date (mtd) maupun year-to-date (ytd) hingga 28 Mei 2025, meski berada di tengah tekanan perdagangan dan ketegangan geopolitik global.
IHSG tercatat menguat sebesar 6,04 persen month-to-date ke level 7.175, dan mengalami peningkatan 1,35 persen year-to-date.
Nilai kapitalisasi pasar meningkat menjadi Rp12.420 triliun, tumbuh 6,11 persen secara month-to-date dan naik 0,69 persen secara year-to-date.
Investor nonresiden kembali menunjukkan kepercayaan terhadap pasar domestik dengan mencatatkan net buy sebesar Rp5,53 triliun month-to-date pada Mei 2025, setelah sebelumnya mengalami tren net sell sejak Desember 2024.
Namun demikian, secara keseluruhan year-to-date, investor nonresiden masih membukukan net sell sebesar Rp45,19 triliun.
Pasar Obligasi, Reksadana, Derivatif, dan Bursa Karbon Ikut Tumbuh
Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI juga mencatat penguatan sebesar 0,78 persen month-to-date, berada di level 409,17.
Investor nonresiden mencatatkan net buy sebesar Rp24,09 triliun month-to-date dan Rp14,11 triliun year-to-date di pasar obligasi.
Industri pengelolaan investasi juga menunjukkan pertumbuhan positif, dengan nilai asset under management (AUM) mencapai Rp848 triliun per 27 Mei 2025.
AUM meningkat 1,91 persen secara month-to-date dan naik 1,37 persen secara year-to-date.
Produk reksadana mencatat net subscription sebesar Rp8,26 triliun secara month-to-date dan Rp3,38 triliun year-to-date.
Penghimpunan dana di pasar modal terus mengalami tren yang cukup positif, dengan total nilai penawaran umum mencapai Rp65,56 triliun, termasuk Rp3,31 triliun dari 6 emiten baru.
Pada skema securities crowdfunding (SCF), sejak pertama kali diberlakukan hingga 27 Mei 2025 telah terdapat 18 penyelenggara yang mendapat izin dari OJK.
SCF mencatat 825 penerbitan efek dari 594 penerbit dan melibatkan 180 ribu pemodal, dengan total dana fundraising sebesar Rp1,57 triliun yang tercatat di KSEI.
Di pasar derivatif keuangan, sejak 10 Januari hingga 28 Mei 2025 tercatat 89 pelaku dan 15 penyelenggara yang telah memperoleh izin prinsip dari OJK.
Nilai transaksi derivatif keuangan dengan aset dasar berupa efek pada Mei 2025 mencapai Rp160,39 triliun, dengan volume transaksi sebanyak 52.605 lot.
Perkembangan bursa karbon sejak diluncurkan pada 26 September 2023 juga menunjukkan kemajuan, dengan 112 pengguna jasa yang mendapatkan izin hingga 28 Mei 2025.
Total volume perdagangan karbon mencapai 1.600.000 ton CO2 ekuivalen dengan akumulasi nilai perdagangan sebesar Rp77,95 miliar.
- Penulis :
- Arian Mesa