
Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menekankan perlunya kesepahaman multi-sektor berbasis masyarakat untuk memperkuat mitigasi bencana tanah longsor.
Penegasan ini disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi daring dari Jakarta.
BNPB mencatat tanah longsor sebagai jenis bencana dengan korban jiwa terbanyak sepanjang 2020 hingga 2024, mendekati 1.500 korban meninggal atau hilang.
Puncak kejadian terjadi pada 2021 dengan 1.321 peristiwa dan 178 korban jiwa, disusul tahun 2024 dengan 235 korban.
Abdul menyebut tanah longsor terjadi hampir setiap hari kerja dan menimbulkan korban jiwa yang signifikan.
Sistem Peringatan dan Edukasi Jadi Prioritas
Sebagai upaya mitigasi, BNPB bekerja sama dengan kementerian dan lembaga memperkuat sistem peringatan dini berbasis data spasial dan teknologi digital.
Langkah konkret meliputi pemasangan alat deteksi longsor dan penyebaran informasi melalui jaringan komunitas lokal.
Pemerintah telah membentuk lebih dari 5.000 komunitas Desa Tangguh Bencana (Destana) di wilayah rawan longsor.
Edukasi kesiapsiagaan dan pelatihan evakuasi terus digencarkan bersama pemerintah daerah dan relawan.
BNPB menekankan kesiapsiagaan masyarakat sebagai kunci utama dalam menekan angka korban jiwa.
Jawa Barat dan Kabupaten Bogor Paling Rawan Longsor
Lima provinsi dengan kejadian longsor tertinggi selama lima tahun terakhir adalah Jawa Barat (1.515), Jawa Tengah (960), Jawa Timur (170), Bali (138), dan Sulawesi Selatan (118).
Sementara di tingkat kabupaten/kota, Kabupaten Bogor mencatat 401 kejadian, disusul Sukabumi (189), Kota Bogor (145), Ciamis (104), dan Sumedang (102).
Untuk wilayah Cirebon, terjadi tujuh kejadian longsor, termasuk tragedi tambang galian C Gunung Kuda yang menewaskan puluhan pekerja.
Longsor Tambang: Ancaman Nyata di Banyak Daerah
BNPB juga mencatat sejumlah kejadian longsor mematikan di kawasan tambang legal dan tradisional.
Contohnya longsor di Muara Enim, Sumatera Selatan (Oktober 2020, 11 tewas), Bone Bolango, Gorontalo (2024, 27 tewas, 15 hilang, 8 luka), serta insiden di Solok, Tanah Bumbu, dan Kutai Kartanegara.
Abdul menegaskan bahwa tanah longsor adalah bencana dengan tingkat kematian tertinggi dan warga yang tinggal di wilayah rawan harus hidup dengan kewaspadaan serta pemahaman risiko.
Pemerintah juga didorong memperketat pengawasan terhadap alih fungsi lahan dan aktivitas pertambangan yang meningkatkan risiko longsor.
- Penulis :
- Balian Godfrey