Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Khofifah Ajak Warga Jatim Kelola Sampah dari Rumah demi Kurangi Polusi Plastik

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Khofifah Ajak Warga Jatim Kelola Sampah dari Rumah demi Kurangi Polusi Plastik
Foto: Pengelolaan sampah rumah tangga menjadi fokus Khofifah dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.(Sumber: ANTARA/HO-Biro Adpim Jatim)

Pantau - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh masyarakat untuk mulai mengelola sampah dari rumah tangga sebagai upaya mengurangi polusi plastik yang semakin mengkhawatirkan.

Seruan ini disampaikan Khofifah bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, sebagai bentuk komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.

"Setiap individu bertanggung jawab atas apa yang dikonsumsi dan apa yang ditinggalkan bagi lingkungan. Oleh karena itu pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama yang berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim," ujar Khofifah.

Ia menekankan pentingnya komitmen masyarakat untuk memilah sampah dari rumah dan mendukung pengelolaan sampah berbasis komunitas.

Menurutnya, kesadaran dan tindakan individu menjadi fondasi dari pengelolaan sampah yang efektif.

Inovasi dan Kolaborasi untuk Atasi Krisis Sampah

Di tingkat pemerintahan, Khofifah menilai pentingnya kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan para pemangku kepentingan dalam menciptakan solusi inovatif.

Solusi tersebut meliputi kegiatan daur ulang, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, serta pemanfaatan sampah menjadi sumber energi.

"Pemprov Jatim terus memperkuat kebijakan dan regulasi pendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan, ramah lingkungan, serta sejalan dengan visi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)," ucap Khofifah.

Salah satu inovasi unggulan Pemprov Jatim adalah Program Desa Bersih dan Lestari (Desa Berseri) yang dijalankan melalui Dinas Lingkungan Hidup Jawa Timur.

Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup di desa dan kelurahan di seluruh wilayah provinsi.

"Inovasi ini pertama di Indonesia dan kini telah mencakup 1.126 desa/kelurahan berseri. Program ini juga telah melahirkan 5.170 bank sampah, jumlah terbanyak secara nasional," kata Khofifah.

Ia juga menyoroti fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di TPA Benowo, Surabaya, yang kini menjadi model percontohan pengelolaan sampah nasional.

"Desa Berseri, PSEL, dan berbagai kebijakan lain telah terbukti mampu mengurangi volume sampah. Kami berharap ke depan akan semakin banyak inovasi yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat," ujarnya.

Target Nasional dan Imbauan Jelang Idul Adha

Khofifah juga menyoroti data pengelolaan sampah nasional pada tahun 2023 yang menunjukkan timbulan sampah mencapai 69,9 juta ton, dengan 66,28 persen berhasil dikelola.

Pemerintah pusat menargetkan pengelolaan 100 persen sampah pada 2025, yang mencakup 30 persen pengurangan dan 70 persen penanganan.

Salah satu tantangan terbesar saat ini adalah pengelolaan sampah plastik, yang diperkirakan mencapai 800.000 ton pada tahun ini.

Untuk mendukung upaya ini, Pemprov Jatim telah melakukan pembersihan sampah di sepanjang Pantai Bayem hingga Pantai Gemah dengan mengerahkan alat berat seperti ekskavator dan buldoser.

Menjelang Hari Raya Idul Adha, Khofifah mengimbau panitia pembagian daging kurban untuk tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai.

Ia juga mendorong masyarakat untuk membawa wadah yang dapat digunakan ulang sebagai bentuk tanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

Penulis :
Balian Godfrey