
Pantau - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan peningkatan signifikan pada tabungan wadiah berbasis payroll atau rekening gaji sebagai strategi utama memperkuat Dana Pihak Ketiga (DPK).
Per Mei 2025, BSI tercatat mengelola lebih dari 1,2 juta rekening payroll, naik 4,39 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Pertumbuhan tersebut sejalan dengan peningkatan DPK yang mencapai 7,40 persen (yoy), dari Rp297,33 triliun pada Maret 2024 menjadi Rp319,34 triliun pada Maret 2025.
Menurut Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, DPK BSI didominasi oleh dana murah (current account saving account/CASA) sebesar 61 persen.
Sebesar 42 persen dari CASA tersebut merupakan tabungan, dan 40 persen di antaranya berasal dari produk tabungan wadiah.
"Ekosistem payroll menjadi pintu masuk strategis dalam memperkenalkan layanan keuangan syariah secara menyeluruh kepada masyarakat," ujar Anton.
Strategi dan Target Ekspansi Nasional
BSI menyusun strategi peningkatan payroll untuk memperkuat efisiensi biaya dana dan memperluas jangkauan literasi keuangan syariah di Indonesia.
Saat ini, basis nasabah payroll BSI berasal dari berbagai institusi strategis seperti BUMN, ASN, kementerian/lembaga, serta sektor swasta.
BSI mengelola sekitar 253 ribu rekening payroll aparatur sipil negara (ASN) dan berada di posisi ketiga bank nasional terbesar dalam pembayaran gaji ASN.
Ekspansi juga diarahkan ke perusahaan dan korporasi besar nasional dengan memanfaatkan berbagai program promosi untuk memperkenalkan produk keuangan syariah secara lebih luas.
Anton menambahkan, “Di tengah kondisi likuiditas yang kompetitif, payroll adalah strategi efektif untuk mengelola DPK secara terkontrol, aman, dan berkelanjutan. Nasabah payroll juga menjadi segmen prioritas dalam pembiayaan konsumer BSI berkat profil risiko yang sehat dan terukur.”
- Penulis :
- Arian Mesa