Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

MPR Ingatkan Pemerintah Waspadai Dampak Ekonomi dari Konflik Israel-Iran terhadap Energi Global

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

MPR Ingatkan Pemerintah Waspadai Dampak Ekonomi dari Konflik Israel-Iran terhadap Energi Global
Foto: MPR Ingatkan Pemerintah Waspadai Dampak Ekonomi dari Konflik Israel-Iran terhadap Energi Global(Sumber: ANTARA/Melalusa Susthira K.)

Pantau - Wakil Ketua MPR RI Bambang Wuryanto mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai dampak ekonomi dari konflik antara Israel dan Iran, terutama terhadap sektor energi dan nilai tukar rupiah.

"Kalau perangnya agak lama dikit, harga minyak bisa naik, dan kalau harga minyak naik, itu pasti berdampak pada nilai tukar," ungkapnya saat memberikan keterangan di Kompleks Parlemen, Jakarta, bersama Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto.

Menurut Bambang, gejolak harga minyak dunia akan berdampak langsung pada penguatan dolar AS dan pelemahan mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah.

"Ini ilmu sederhana saja. Kalau harga minyak naik, logikanya dolar juga akan naik, dan rupiah akan melemah," tegasnya.

Dampak Terbatas pada Kilang Indonesia, Pemerintah Diminta Siap

Bambang menilai bahwa meskipun harga minyak dunia bisa naik, dampak langsung terhadap pasokan minyak ke Indonesia relatif kecil.

Pasalnya, minyak dari Iran merupakan jenis heavy crude atau minyak berat yang hanya bisa diolah di kilang tertentu.

"Kita tidak terlalu banyak memakai minyak berat. Kilang Cilacap memang bisa, tapi itu pun tidak banyak. Artinya dari sisi teknis, pengaruh langsung terhadap kilang kita tidak terlalu besar," jelasnya.

Namun demikian, ia tetap menekankan pentingnya kesiapan Pertamina dalam menghadapi berbagai skenario gejolak harga minyak dunia.

"Pertamina tentu sudah punya kajian dan sedang konsolidasi. Kita harap mereka siap," ucapnya.

Lebih lanjut, ia menyinggung arah kebijakan energi nasional di bawah Presiden Prabowo Subianto yang berfokus pada kemandirian energi.

Ia menyatakan bahwa Komisi VII DPR RI akan mendalami hal ini dengan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

"Kita akan ke mana? Karena program pemerintah sendiri hari ini mau mandiri dalam waktu dekat di bidang energi, sampai apanya? Dan langkanya seperti apa? Ini belum di-breakdown ini di Komisi VII. Nanti kami akan tanya ke Menteri ESDM," tutupnya.

Penulis :
Balian Godfrey