Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wamensos Tegaskan Sekolah Rakyat Bukan Pendidikan Bergaya Militer, Fokus pada Karakter dan Empati

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Wamensos Tegaskan Sekolah Rakyat Bukan Pendidikan Bergaya Militer, Fokus pada Karakter dan Empati
Foto: Wamensos Tegaskan Sekolah Rakyat Bukan Pendidikan Bergaya Militer, Fokus pada Karakter dan Empati(Sumber: ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)

Pantau - Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukan lembaga pendidikan bergaya militer, melainkan wadah pembinaan karakter dan kedisiplinan untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu.

"Pendidikan militer tidak ada di sini. Ini pendidikan karakter, bukan pendidikan bergaya militer," ujar Agus Jabo dalam klarifikasinya.

Pernyataan ini disampaikan untuk menepis anggapan yang muncul setelah kegiatan retret kepala sekolah dilaksanakan di lingkungan militer.

Kolaborasi dengan TNI Fokus pada Kedisiplinan, Bukan Militarisasi

Retret Kepala Sekolah Rakyat tahap pertama digelar pada 16–20 Juni 2025 dan diikuti oleh 53 peserta, dengan satu orang absen karena menjalankan ibadah haji.

Kegiatan dilaksanakan di Balai Diklat Kementerian Sosial dan Markas Resimen Arhanud 1/Faletehan Kodam Jaya, dengan materi mencakup pengenalan konsep Sekolah Rakyat, penguatan karakter, dan pelatihan kedisiplinan.

Agus menjelaskan bahwa penggunaan fasilitas militer semata karena kesesuaian dalam membentuk sikap disiplin dan tanggung jawab yang dibutuhkan calon kepala sekolah.

"Memang yang punya kesatuan, kedisiplinan, dan kebutuhan tentara, ya kita berkolaborasi. Tetapi kalau disebut ini pendidikan militaris, saya klarifikasi itu tidak benar," tegasnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada TNI dan seluruh mitra atas dukungan mereka dalam menyukseskan pelaksanaan kegiatan retret tersebut.

Kepala Sekolah Jadi Agen Perubahan bagi Anak Rentan

Agus Jabo menekankan bahwa kepala sekolah Sekolah Rakyat harus menjadi agen perubahan yang memiliki empati dan keberpihakan terhadap anak-anak dari kelompok rentan.

"Para kepala sekolah ini adalah agen perubahan. Mereka akan berhadapan langsung dengan anak-anak yang mungkin mengalami trauma atau tekanan sosial di masa lalu. Maka mereka harus berjiwa besar, penuh empati, dan mampu menjadi pembimbing," ujarnya.

Sekolah Rakyat dirancang sebagai model pendidikan yang membentuk generasi muda tangguh, bukan dengan pendekatan kekerasan, melainkan melalui keteladanan, pendampingan, dan lingkungan pembelajaran yang aman dan inklusif.

Penulis :
Balian Godfrey