
Pantau - Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni turun tangan langsung dalam upaya penyelamatan pendaki perempuan asal Brazil berinisial JDSP yang jatuh saat mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Evakuasi Terkendala Cuaca Ekstrem
"Sesuai dengan arahan Pak Menteri, kami serius dalam menangani berbagai kecelakaan yang terjadi dalam pendakian, termasuk kecelakaan yang menimpa WNA Brazil di Gunung Rinjani", ungkap Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Satyawan Pudyatmoko.
Menurut Satyawan, Menhut telah berkoordinasi langsung dengan Kepala Basarnas, Kapolda NTB, dan Gubernur NTB guna memastikan keselamatan korban.
"Bahkan Pak Menteri sendiri langsung berkoordinasi dengan Kepala Basarnas, Kapolda dan Gubernur NTB untuk memastikan keselamatan proses rescue", tegasnya.
Proses evakuasi melibatkan sejumlah instansi dan elemen relawan, yaitu Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Damkar, dan relawan pendakian.
Namun, upaya penyelamatan terhambat akibat cuaca buruk. Kabut tebal dan badai besar memaksa tim evakuasi untuk naik kembali setelah sempat turun sejauh 200 meter ke area pencarian.
"Kita terus berupaya melakukan evakuasi, semoga korban segera ditemukan. Saya mengimbau agar para pendaki tetap mengutamakan keselamatan dalam pendakian", tambah Satyawan.
Jatuh ke Lereng Segara Anak
JDSP dilaporkan jatuh ke arah Danau Segara Anak pada Sabtu, 21 Juni 2025, sekitar pukul 06.30 Wita, tepatnya di titik Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Gunung Rinjani.
Korban diduga terperosok ke dalam jurang berkedalaman 150–200 meter saat melakukan pendakian bersama rombongan yang berjumlah 13 orang.
Pendakian dimulai pada 20 Juni 2025 melalui jalur resmi pintu Sembalun.
- Penulis :
- Balian Godfrey