Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Humaniora 23 Juni: Pendaki Brasil Jatuh di Rinjani, Kekurangan Kepala Sekolah, hingga Anak SD Sawer Biduan

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Humaniora 23 Juni: Pendaki Brasil Jatuh di Rinjani, Kekurangan Kepala Sekolah, hingga Anak SD Sawer Biduan
Foto: Humaniora 23 Juni: Pendaki Brasil Jatuh di Rinjani, Kekurangan Kepala Sekolah, hingga Anak SD Sawer Biduan(Sumber: ANTARA/HO-Kemenhut)

Pantau - Beragam peristiwa humaniora terjadi pada Senin, 23 Juni 2025, mulai dari insiden pendaki asing di Gunung Rinjani hingga isu pendidikan dan perlindungan anak.

Pendaki Brasil Jatuh di Rinjani, Upaya Penyelamatan Masih Berlangsung

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dalam proses penyelamatan terhadap pendaki asal Brasil berinisial JDSP yang dilaporkan jatuh saat mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.

Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko menegaskan bahwa pemerintah serius dalam menangani insiden kecelakaan dalam kegiatan pendakian, termasuk yang melibatkan warga negara asing.

50 Ribu Sekolah Belum Punya Kepala Sekolah, Kemendikdasmen Luncurkan Program Baru

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mencatat bahwa sebanyak 50.971 satuan pendidikan di Indonesia belum memiliki formasi kepala sekolah.

Sebagai respons, Kemendikdasmen meluncurkan Program Kepemimpinan Sekolah untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan ini.

Dirjen Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Ganda (GTKPG) Nunuk Suryani menyebut kekurangan tersebut sebagai kondisi yang mengkhawatirkan dalam upaya mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan inklusif.

SPMB Harus Transparan dan Adil

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayanti, menekankan pentingnya transparansi dalam proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB).

Menurutnya, transparansi akan menghindarkan masyarakat dari kecurigaan dan memastikan proses dapat dipantau oleh semua pihak.

Kemendikdasmen memastikan bahwa seluruh jalur penerimaan — termasuk jalur domisili, afirmasi, prestasi, dan mutasi — dijalankan sesuai regulasi yang berlaku.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, turut menegaskan pentingnya pelaksanaan SPMB yang objektif, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.

Kasus Anak SD Sawer Biduan, KemenPPPA Tekankan Pola Asuh yang Tepat

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyoroti peristiwa anak SD yang terekam sedang menyawer biduan sebagai bentuk eksploitasi yang perlu dicegah.

Deputi Pemenuhan Hak Anak, Pribudiarta Nur Sitepu, menyatakan bahwa kekerasan dan eksploitasi terhadap anak sering kali berakar dari pola pengasuhan yang tidak optimal, baik oleh orang tua, sekolah, maupun lingkungan.

Ia menyerukan pentingnya memberikan teladan dan lingkungan yang aman dalam mendidik dan membesarkan anak-anak.

Penulis :
Balian Godfrey