
Pantau - Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) mengusulkan adanya skema Bantuan Operasional Masjid (BOM) sebagai dukungan sistemik terhadap operasional masjid, mirip seperti skema Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang selama ini diterapkan di dunia pendidikan.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menyampaikan gagasan tersebut dalam forum resmi dengan menekankan pentingnya peran negara dalam meningkatkan layanan masjid.
" Kami mimpi, masjid juga punya Bantuan Operasional Masjid. Kalau BOS bisa satu juta per siswa, kenapa tidak kita ukur juga nilai satu jamaah masjid? Apalagi jamaah subuh," ungkapnya.
Negara Diminta Hadir dalam Perawatan Masjid
Abu Rokhmad menilai umat Islam selama ini telah merawat dan membangun masjid secara mandiri dengan semangat gotong royong dan kedermawanan.
Menurutnya, untuk menghadirkan layanan yang lebih baik dan profesional, negara perlu hadir melalui dukungan kebijakan dan pendanaan yang sistematis.
" Masjid kita ini luar biasa. Dibangun gotong royong, tanpa negara. Tapi kalau kita ingin layanan terbaik, maka perlu ada dukungan strategis," ia mengungkapkan.
Ia mendorong agar negara mengambil peran lebih konkret dalam mendukung operasional masjid, termasuk dalam hal penyampaian pesan-pesan pembangunan.
Masjid sebagai Media Penyampai Pesan Negara
Dalam pandangan Abu Rokhmad, masjid memiliki fungsi strategis sebagai media penyebaran pesan pembangunan kepada masyarakat secara luas.
Ia menjelaskan bahwa isu-isu penting seperti toleransi, ketahanan keluarga, bahaya narkoba, hingga pencegahan stunting dapat disampaikan secara efektif melalui mimbar Jumat.
" Kami bisa dorong pesan-pesan negara lewat khutbah. Tapi kalau Jumatannya tidak sah karena khatibnya tidak memenuhi syarat, siapa yang rugi? Negara juga rugi," ujarnya.
Usulan ini tengah menjadi pembahasan di internal Kemenag sebagai bagian dari upaya memperkuat peran masjid dalam pembangunan sosial dan keagamaan di Indonesia.
- Penulis :
- Arian Mesa