
Pantau - Autopsi terhadap jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, batal dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan direncanakan akan dilaksanakan di Bali.
Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti Putri menyatakan, “Autopsi direncanakan dilaksanakan di Bali.”
Dokter Forensik Tidak Tersedia di NTB, Koordinasi Dilakukan dengan Bali
Menurut Indah, autopsi tidak dapat dilakukan di NTB karena satu-satunya dokter forensik di wilayah tersebut sedang berada di luar daerah.
“Dokter autopsi lagi di luar daerah, cuma satu di NTB. Jadi, kami cari opsi terdekat di Bali, dan Kapolda NTB sudah berkoordinasi dengan Kapolda Bali,” jelasnya.
Pihak Rumah Sakit Bhayangkara Mataram sedang menyelesaikan proses administrasi untuk membawa jenazah ke Bali menggunakan ambulans.
Biaya penanganan jenazah selama berada di NTB akan ditanggung oleh pemerintah daerah.
Pemerintah Provinsi NTB juga telah melakukan koordinasi dengan semua pihak terkait, termasuk Kedutaan Besar Brasil.
“Jadi, kedukaan ini bukan hanya milik keluarga, tetapi juga milik masyarakat NTB, karena korban datang sebagai wisatawan di NTB, kita semua, kita sampaikan duka yang mendalam,” ujar Indah.
Kronologi Kejadian dan Proses Evakuasi
Insiden tragis yang menimpa Juliana Marins terjadi pada Sabtu, 21 Juni, saat ia terjatuh di lereng Gunung Rinjani.
Jenazahnya ditemukan oleh tim SAR gabungan pada Selasa, 24 Juni, di kedalaman 600 meter dari titik Lost Known Position (LKP).
Evakuasi dilakukan tanpa bantuan helikopter karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.
Dari Pos Pelawangan, jenazah ditandu oleh tim menuju Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) sebelum dibawa ke rumah sakit.
- Penulis :
- Aditya Yohan