
Pantau - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) resmi menandatangani sembilan perjanjian kerja sama baru sebagai bagian dari tahap dua pembangunan IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
Plt Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita IKN, Danis H Sumadilaga, menyatakan bahwa proyek-proyek tersebut menjadi langkah lanjutan pembangunan infrastruktur inti di kawasan IKN.
"IKN kini masuk tahap dua pembangunan," ungkapnya saat ditemui di Sepaku, Penajam Paser Utara.
Proyek Infrastruktur Jalan hingga Penataan Kawasan Sepaku
Dari sembilan paket pekerjaan yang diteken, tujuh di antaranya adalah proyek pembangunan dan peningkatan kualitas infrastruktur jalan dengan total panjang 12,3 kilometer dan nilai sekitar Rp3,042 triliun.
Paket lainnya meliputi penataan kawasan olahraga dan ruang terbuka hijau, serta penataan kawasan Sepaku dengan nilai proyek sekitar Rp313,2 miliar.
Pembangunan tidak hanya mencakup jalan, tetapi juga fasilitas yudikatif dan legislatif, penyelesaian jalur distribusi air minum, serta jaringan jalan lainnya.
Kawasan Sepaku menjadi sorotan karena penataan dilakukan di wilayah yang sudah aktif secara sosial dan ekonomi, bukan di lahan kosong.
"Penataan kawasan Sepaku bukan proyek biasa karena dilakukan di tengah kehidupan masyarakat," ungkap Danis.
Relokasi Pasar Sepaku dan Pengembangan Kawasan Glamping
Salah satu contoh penataan adalah Pasar Sepaku, pusat aktivitas ekonomi warga yang akan dibangun ulang dengan model pasar hasil "proses pengambilan keputusan (voting) masyarakat."
Pembangunan pasar dilakukan di atas tanah desa, dan selama masa konstruksi, para pedagang akan direlokasi sementara.
Setelah pembangunan selesai, mereka akan kembali menempati pasar yang baru.
Di sisi lain, kawasan olahraga dan ruang terbuka hijau seperti kawasan glamping dikembangkan menjadi ruang publik yang fungsional dan edukatif.
"Penataan kawasan olahraga dan ruang terbuka hijau seperti kawasan glamping dikembangkan jadi ruang publik yang fungsional dan edukatif," ujarnya.
Kawasan ini juga memiliki hutan tropis yang berpotensi besar untuk dijadikan pusat pembelajaran dan penelitian kehutanan.
Ia menambahkan bahwa seluruh proyek ini dibiayai menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun 2025.
- Penulis :
- Shila Glorya