
Pantau - Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa hilirisasi sumber daya alam (SDA) bukanlah gagasan baru, melainkan bagian dari visi besar bangsa Indonesia yang telah digagas sejak masa kepemimpinan Presiden pertama, Soekarno.
Hilirisasi Sebagai Cita-Cita Bangsa Sejak Dulu
Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat meresmikan proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi di Karawang, Jawa Barat.
"Cita-cita hilirisasi sudah sangat lama, bahkan dari Presiden pertama kita, Bung Karno. Presiden-presiden setelahnya pun melanjutkan, termasuk pendahulu saya, Presiden Ke-7 RI Joko Widodo, yang secara nyata memulai program hilirisasi di abad ke-21 ini," ujarnya.
Prabowo menyebut proyek yang baru diresmikan merupakan kelanjutan dari kebijakan nasional yang telah dirintis sejak empat tahun lalu.
Ia juga menyampaikan bahwa Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang kini ditunjuk sebagai Ketua Satuan Tugas Hilirisasi, telah melaporkan pentingnya menjaga kesinambungan proyek tersebut.
Long March untuk Kemandirian dan Keadilan Sosial
Presiden menekankan pentingnya menghormati jasa para pemimpin terdahulu.
Menurutnya, pembangunan bangsa adalah proses panjang yang tidak bisa diselesaikan secara instan.
Ia menyebut proses tersebut sebagai "long march", merujuk pada perjalanan panjang penuh pengorbanan seperti dalam sejarah perjuangan bangsa China.
"Kita pun punya long march. Perjuangan kita untuk merebut dan mengisi kemerdekaan adalah perjalanan panjang, penuh keringat, air mata, bahkan darah. Tujuan akhirnya adalah membentuk negara yang rakyatnya hidup layak, terbebas dari kemiskinan dan kelaparan, serta dipenuhi keadilan," ujar Prabowo.
Ia menambahkan bahwa visi itu hanya bisa dicapai jika bangsa Indonesia mampu mengelola kekayaan alamnya secara bijak, bertanggung jawab, dan berkelanjutan demi kemakmuran rakyat.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf