
Pantau - Komite Independen Sadar Pemilu (KISP) menggelar webinar bertajuk "Kelas Jaga Demokrasi: Menumbuhkan Kesadaran dan Kepedulian Antikorupsi Menuju Indonesia Emas 2045" pada Sabtu, 28 Juni 2025.
Kegiatan ini bertujuan menanamkan nilai-nilai antikorupsi pada generasi muda sebagai fondasi dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
"Kegiatan ini menegaskan pentingnya membangun kesadaran dan kepedulian antikorupsi bagi generasi muda sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045," ungkap penyelenggara dalam sambutannya.
Webinar ini bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), komunitas mahasiswa, serta pegiat demokrasi dari berbagai daerah.
Politik Uang dan Ancaman Demokrasi
Webinar ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran atas maraknya praktik politik uang yang terjadi pada Pemilu 2024.
"Politik uang adalah cikal bakal korupsi yang akan datang. Pasca-pemilu, isu korupsi harus terus didiskusikan dan dikawal bersama," ujar salah satu narasumber.
Pentingnya peran generasi muda untuk berani melawan praktik korupsi juga menjadi sorotan utama dalam diskusi.
"Kita harus menciptakan generasi muda yang peduli dan berani melawan praktik korupsi. Kelas Jaga Demokrasi diharapkan menjadi ruang lahirnya ide dan gagasan segar untuk membudayakan antikorupsi dalam demokrasi yang berkeadilan dan transparan," jelas narasumber lainnya.
Peneliti KISP, Azka Abdi Amrurobbi, menyoroti bahwa korupsi tidak hanya dipicu oleh rendahnya gaji pejabat, tetapi juga oleh faktor psikologis dan sosiologis.
"Gaji tinggi tidak menjamin pejabat bebas korupsi. Ada kekhawatiran soal masa depan keluarga dan tekanan gaya hidup," ujarnya.
Mayoritas pelaku korupsi memang berasal dari kalangan pejabat publik, namun sektor swasta juga disebut memiliki potensi besar dalam praktik korupsi.
Kritik terhadap Peran Partai Politik
KISP juga mengkritisi lemahnya fungsi pendidikan politik yang dijalankan oleh partai politik di Indonesia.
Menurut KISP, partai hanya aktif melakukan sosialisasi menjelang pemilu, sementara di luar itu, pendidikan politik kepada masyarakat nyaris tidak berjalan.
Kondisi ini menyebabkan masyarakat kurang teredukasi secara politik dan menjadi apatis terhadap isu-isu penting seperti korupsi.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf