Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Tari Mandau Kolosal Pecahkan Rekor Dunia, Jadi Hadiah Budaya untuk Pulang Pisau di Hari Jadi ke-23

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Tari Mandau Kolosal Pecahkan Rekor Dunia, Jadi Hadiah Budaya untuk Pulang Pisau di Hari Jadi ke-23
Foto: Tari Mandau Kolosal Pecahkan Rekor Dunia, Jadi Hadiah Budaya untuk Pulang Pisau di Hari Jadi ke-23 (Sumber: ANTARA/Dita Marsena)

Pantau - Tari Mandau kolosal yang digelar di Stadion HM Sanusi dalam rangka Hari Jadi ke-23 Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, berhasil memecahkan rekor dunia dan resmi tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai penampilan budaya berskala global.

Rekor ini diumumkan langsung oleh Triyono, Senior Manager MURI, yang menyatakan bahwa setelah dilakukan verifikasi lapangan, tarian ini tidak hanya layak masuk MURI, tetapi juga mencetak rekor dunia.

"Setelah melakukan verifikasi di lapangan Tari Mandau ini tidak layak tercatat dalam Museum Rekor Indonesia, karena MURI mencatatkan tarian ini sebagai rekor dunia," ungkapnya.

Simbol Budaya dan Pelestarian Warisan Dayak

Pencatatan rekor ini dimulai sejak Mei 2025 melalui komunikasi intens antara panitia daerah dan tim MURI.

Tari Mandau dipilih karena merepresentasikan kekayaan budaya Dayak dan menjadi simbol identitas lokal Pulang Pisau.

"Budaya yang kita miliki adalah identitas dan menjadi komitmen kami untuk menciptakan Pulang Pisau Berbudaya dengan mengangkat dan melestarikan keanekaragaman budaya yang dimiliki," jelas panitia acara.

Lebih dari 1.000 penari terlibat dalam pertunjukan kolosal tersebut, yang dianggap tidak hanya sebagai atraksi seni tetapi juga bagian dari peluncuran identitas budaya daerah.

Ketua DPRD Pulang Pisau, Tandean Indra Bela, turut mengapresiasi acara ini.

"Tari kolosal ini memberikan semangat baru untuk kebersamaan dan pelestarian budaya. Ini harapan kita agar ke depan Pulang Pisau makin maju dan bersinergi dengan semua pihak," ucapnya.

Hadiah Istimewa untuk Masyarakat Kalimantan

Acara ini turut disaksikan Gubernur Kalimantan Tengah Agustiar Sabran, Wakil Gubernur Edy Pratowo beserta istri, dan Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Tony Harisinta.

"Awalnya kami hanya menargetkan rekor MURI, tetapi ternyata tarian ini mencetak rekor dunia. Ini di luar ekspektasi kami dan menjadi hadiah luar biasa bagi masyarakat Pulang Pisau dan Kalimantan pada umumnya," ujar salah satu panitia.

Pencapaian ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga dan melestarikan warisan budaya.

"Bukan hanya Tari Mandau, masih banyak keanekaragaman budaya yang kita miliki untuk terus kita jaga dan diwariskan ke anak cucu," pungkasnya.

Penulis :
Aditya Yohan